Salah satu destinasi wishlist yang wajib dikunjungi wisatawan Indonesia adalah Labuan Bajo. Selain di sana ada Komodo, kuliner dan produk ekonomi kreatifnya di Labuan Bajo cukup beragam.
Asyiknya lagi, menurut Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores, Shana Fatina, ke Labuan Bajo kini lebih terjangkau dan lebih mudah.
"Labuan Bajo wajib dikunjungi karena ada warisan dunia yaitu Komodo, di sana ada juga kopi yang paling istimewa. Ke Labuan Bajo sekarang cuma dua jam sekali terbang. Ada direct flight ada juga dari Bali. Kita akan mempermudah ke Labuan Bajo. Jadi ke Labuan Bajo jangan cuma lihat komodonya saja, tapi belanja yang banyak," ujar Shana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika dompet kurang tebal untuk mencari penginapan, di Labuan Bajo kini sudah semakin banyak homestay dan desa wisata dengan tarif yang sangat murah.
"Rp 5 jutaan lah termasuk tiket dan selama ada di sana, itu bisa 2-3 hari," ujar Shana memberikan kisaran harga tiket dan penginapan menuju Labuan Bajo.
Menparekraf Sandiaga Uno mengatakan dengan adanya desa wisata di Labuan Bajo, potensi wisata di Labuan Bajo akan semakin berkembang. "Di sekitar Manggarai banyak potensinya. Sekarang banyak promo yang diluncurkan untuk ke Labuan Bajo," ujarnya.
Kemenparekraf sendiri sekarang tengah gencar mengampanyekan LabuanBajo lewat #RinduLabuanBajo. Pemerintah berharap turis yang datang ke Labuan Bajo merupakan turis berkualitas dan berkelanjutan, dalam artian mereka mau berbelanja membeli produk lokal.
"Kunjungan ke Labuan Bajo sekarang sudah lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu sekitar 20-30 persen. Kita tidak lihat lagi kuantitas. Tapi kualitas dari sisi penciptaan lapangan kerja dan kemajuan ekonomi," ujar Sandi.
Untuk lebih mengenalkan LabuanBajo kepada masyarakat, Minggu kemarin, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bekerja sama dengan PT. MRT Jakarta serta Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) menghadirkan penampilan "Animal Pop Komodo", tari kontemporer kreasi anak muda dari Pulau Komodo dan Pulau Rinca Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.
Tarian unik ini merupakan hasil dari kegiatan inkubasi program Aksilarasi 2020 melalui subsektor seni pertunjukan, Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kemenparekraf berkolaborasi dengan Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores. Penampilan ini sekaligus menjadi agenda uji publik atas keberhasilan kegiatan tersebut.
Acara ini juga menghadirkan talkshow, music performance, Sasando performance, serta pameran pelaku UMKM ekonomi kreatif Labuan Bajo. Yakni Muku Cookies, De Morin Coffee, New Eden Moringa, Cuing Labuan Bajo, Bajo Bloom, dan Labora Art.
(ddn/ddn)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol