Simak! Tips Wisata Hiu Paus di Nabire

Hari Suroto - detikTravel
Rabu, 02 Jun 2021 09:12 WIB
Hiu paus (CNN)
Nabire -

Hiu paus (Rhincodon typicus) mudah dijumpai sepanjang tahun di perairan Kwatisore, Teluk Cenderawasih, Kabupaten Nabire, Papua. Untuk menyaksikan hiu paus di perairan Kwatisore, Nabire, traveler dapat melakukannya pada pagi atau sore hari.

Oleh nelayan setempat, ikan hiu paus disebut dengan gurano bintang. Hiu paus yang merupakan ikan terbesar di dunia justru jinak dan tidak agresif. Sosoknya pun bikin traveler penasaran.

Bagi traveler yang ingin menjumpai hiu paus secara khusus bisa terbang ke Nabire. Tapi, ada sejumlah aturan untuk bisa dekat-dekat dengan hiu paus itu.

Terdapat beberapa aturan yang harus ditaati oleh para traveler dalam berinteraksi dengan hiu paus. Itu bertujuan untuk menjaga kelestarian hiu paus di habitat aslinya dan menjaga perilaku mereka tetap alami tidak berubah.

Wisata hiu paus di Kwatisore dikembangkan sebagai ekoturisme atau wisata alam berkelanjutan. Paket wisata hiu paus di perairan Kwatisore dilakukan oleh para operator wisata yang berijin Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih.

Untuk menyaksikan hiu paus tidak boleh dilakukan secara beramai-ramai. Hanya boleh ada satu perahu dengan satu grup wisatawan per bagan. Satu grup maksimal enam orang dengan satu pemandu dalam satu grup, jadi total ada tujuh orang.

Ketika berlayar menuju bagan, perahu harus mengatur kecepatan maksimal 10 knot dalam jarak 1 km atau 2 knot dalam jarak 50 m dari bagan dan menjaga jarak minimal 20 m dari hiu paus.

Perahu harus tidak boleh buang jangkar dan harus ditambatkan di bagan pada sisi atau bagian yang telah ditentukan dalam kondisi mesin mati.

Pemandu harus melakukan briefing singkat, sekitar 10 - 15 menit, sebelum wisatawan masuk ke air. Isi dari briefing harus mencakup ucapan selamat datang dan perkenalan diri, pengaturan waktu dan destinasi, pengenalan terhadap hiu paus, aturan untuk berinteraksi dengan hiu paus, dan undangan untuk bertanya. Briefing dapat dilakukan dalam perjalanan menuju bagan.

Saat di dalam air, wisatawan berenang dengan snorkeling, wisatawan harus mengikuti pemandu.

Wisatawan harus menjaga jarak untuk memberikan ruang pada hiu paus, sekitar 2 meter dari tubuh hiu paus dan 3 meter dari ekornya.

Penggunaan scuba dibatasi. Maksimal dua pengguna scuba dalam satu grup. Tetapi, lebih bagusnya tidak menggunakan scuba.

Pemandu turun ke air pertama kali diikuti dengan para wisatawan. Di dalam air, pemandu berperan sebagai pemimpin grup yang harus memperhatikan dan siap membatu semua peserta.

Wisatawan yang bersnorkeling harus masuk dalam air setenang mungkin.

Durasi berinteraksi dengan hiu paus maksimal 60 menit untuk tiap grup wisatawan.

Wisatawan tidak diperbolehkan mengeluarkan suara keras, melakukan gerakan yang mendadak, dan mencipratkan air yang dapat memprovokasi atau mengganggu hiu paus.

Wisatawan dilarang menyentuh atau mengejar hiu paus secara aktif. Bila wisatawan yang sedang snorkeling didekati oleh hiu paus, wisatawan harus tetap tenang dan berenang ke samping.

Penggunaan kamera underwater diperbolehkan tanpa menghidupkan flash.

Setelah menyaksikan hiu paus, para wisatawan harus berenang kembali menuju perahu sesuai durasi kunjungan. Pemandu harus menjadi orang terakhir yang keluar dari air.

***

Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikTravel, Hari Suroto, peneliti dari Balai Arkelogi Papua. Artikel sudah disunting sesuai kebutuhan redaksi.



Simak Video "Hiu Paus 'Ramah' di Gorontalo Menghilang Gegara Muncul Paus Orca"

(fem/fem)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork