Ada Nama Fakfak dalam Catatan Kerajaan Majapahit, Begini Kisahnya

Hari Suroto - detikTravel
Minggu, 06 Jun 2021 20:20 WIB
Foto: Ilustrasi Majapahit (Enggran Eko Budianto/detikcom)
Fakfak -

Fakfak di Papua Barat ternyata sudah ada sejak masa Kerajaan Majapahit dan termasuk dalam jalur rempah Nusantara. Ada catatan yang menyebutkan tentang itu.

Hal ini seperti yang tertulis dalam kitab Nagarakertagama karya Mpu Prapanca pada 1365. Catatan tersebut berbunyi:

'Muwah tigang i Wandan Ambwan athawa Maloko Wwanin' yang dapat diartikan luas wilayah Majapahit pada abad ke-14, hingga mencapai wilayah timur Nusantara yaitu Wandan (Banda), Ambwan (Ambon), Maloko (Maluku), Wwanin (Semenanjung Onin, Fakfak).

Semenanjung Onin, Fakfak terlihat sepintas mirip 'paruh bawah' Kepala Burung, Papua Barat. Nagarakertagama menyebut Onin sebagai penghasil buah pala.

Selain pala, pedagang dari Jawa juga membeli kulit kayu masohi dan awetan burung cenderawasih dari penduduk setempat.

Nilai ekonomi buah pala terletak pada biji pala dan fuli. Selain dijadikan sebagai minyak atsiri, fuli kerap digunakan sebagai penyedap masakan Cina.

Hampir sebagian besar daratan Fakfak ditumbuhi pala. Terdapat dua buah jenis pala di Fakfak yaitu pala Banda dan pala endemik Fakfak yang sering disebut pala negeri atau henggi.

Buah dan biji pala dipanen secara teratur dua kali setahun. Kulit kayu masohi dijadikan sebagai bahan ramuan jamu atau sebagai pewarna batik.

Sebagai daerah penghasil pala, menjadikan Onin yang paling sering dikunjungi para pelaut dan pedagang muslim pada awal abad ke-16.

Pada 1569, tokoh-tokoh pentingOnin mengunjungi SultanBacan di Maluku Utara, yang dari kunjungan ituterbentuklah kerajaan-kerajaan Islam atau pertuanan.

Di Semenanjung Onin terdapat pertuanan Patipi dan Rumbati. Sebagai kerajaan Islam, Bacan berperan penting dalam penyebaran Islam di Semenanjung Onin.

Namun jauh sebelum itu, pada masa prasejarah, sudah ada manusia yang menghuni Semenanjung Onin, mereka adalah pelaut prasejarah yang melukis gambar-gambar indah di sudut-sudut tebing karst sisi utara seperti lingkaran, telapak tangan, bumerang dan bentuk-bentuk ilustratif lainnya yang mulai kelihatan pudar. Gambar-gambar ini berwarna merah.


---
Artikel ini dibuat oleh Hari Suroto dari Balai Arkeologi Papua dan diubah seperlunya oleh redaksi.



Simak Video "Video: Punya Spot Diving Alami, Ekowisata Kaimana Mulai Dikenal Mancanegara"

(wsw/wsw)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork