Setelah setahun pandemi, pemerintah Indonesia berencana mendatangkan lagi turis asing. Pasar turis China pun tetap disasar karena memiliki potensi yang besar.
Mula-mula, Menparekraf Sandiaga Uno yang menjelaskan bahwa pasar China memang masih potensial hingga kini. Tak hanya itu, negara-negara lain, meski sedikit jumlahnya tetap kepincut ke Indonesia dengan menerbangkan pesawat charter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang potensial adalah China, juga dari beberapa negara Timur Tengah yang sampai hari ini masih tetap mengirimkan penerbangannya," terang Sandi dalam temu wartawan, Senin (7/6/2021).
"Ada beberapa negara di Eropa yang menjadi kandidat malah sudah bisa berkomitmen mengirimkan charter flight seperti Ukraina dan Rusia," imbuh dia.
Sandi mengatakan bahwa pihaknya tidak ingin mendahului proses karena Kementerian Luar Negeri yang akan bertugas di sana. Lalu, Vinsensius Jemadu, Kepala Biro Komunikasi Kemenparekraf menambahkan penjelasan penerbangan sewa dan program travel corridor arrangement.
Menurut dia, implementasi Travel Corridor Agreement (TCA) memerlukan proses. Mengapa demikian, karena bagaimanapun juga semua negara berusaha untuk melindungi warga negaranya.
Nah, apa yang dilakukan oleh Indonesia sekarang itu untuk berusaha mencapai common ground. Yakni, kita sama-sama sepakat bahwa turis yang masuk yang datang itu sudah betul-betul divaksinasi. Lalu ia memberi contoh Singapura-Bintan.
"Terkait dengan negara kita lihat Singapura akses masuknya bisa lewat udara dan laut. Kita bisa melihat kawasan Bintan-Lagoi itu memang investasi dia besar di sana," kata dia.
"Kita sudah sekian bulan berkoordinasi. Kita lihat persiapan Bintan-Lagoi itu sangat-sangat bagus untuk menerima tamu Singapura," imbuh dia.
Terkait negara lain, pihak Kemenparekraf mencoba mendorong penerbangan charter. Kata dia, program ini juga bagus karena betul-betul terukur dan gampang dimonitor.
"Kita juga bisa itinerary dari penumpang charter itu mudah diidentifikasi. Sehingga mitigasi kalau terjadi transmisi Covid-19 itu mudah digunakan 3T (testing, tracing, dan treatment)," terang Vinsensius.
Untuk charter pengalaman, Kemenparekraf menyatakan bahwa di tahun 2017 minat wisatawan China itu sangat besar, khususnya dari kota-kota yang memang tidak ada direct flight.
"Jadi saat ini kota-kota yang memiliki direct flight ke Indonesia itu Beijing, Guangzhou, dan Shanghai. Sementara kota-kota di utara yang notabene penduduknya kaya raya itu tidak punya akses direct flight ke Indonesia," kata Vinsensius.
"Nah itulah kita dorong temen-temen dari maskapai khususnya Lion Air dan Citilink untuk bisa lakukan charter flight ke turis China. Khususnya ke Bali, Manado, dan beberapa destinasi di Kepri," pungkas dia.
Baca juga: Work From Bali Tak Efektif? |
(msl/ddn)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum