Di tengah sengketa, Israel menunjukkan pencapaian tersendiri di sektor pariwisata. Mayoritas warga dewasa yang sudah divaksin Covid-19 dan tidak ada kewajiban memakai masker membuat jumlah wisatawan terdongkrak sampai 10 kali lipat.
Israel mulai membuka gerbang negara pada akhir Mei. Mula-mula, Israel cuma menerima rombongan kecil, sekitar 20-30 orang dan harus sudah divaksin Covid-19. Turis yang diizinkan datang termasuk dari Amerika Serikat, Inggris, dan Jerman.
Untuk memasuki Israel, wisatawan yang sudah divaksin itu tetap harus menunjukkan tes PCR negatif sebelum terbang dan menjalani tes lagi di Bandara Ben Gurion setelah mendarat di Tel Aviv.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kelompok wisatawan mancanegara juga perlu melakukan tes serologis di hotel mereka untuk membuktikan bahwa mereka memiliki antibodi COVID-19. Mereka juga diminta untuk melakukan karantina sampai hasilnya keluar, biasanya dalam beberapa jam.
Baca juga: Kembali Normal, Ini 5 Negara Bebas Masker |
Setelah dinyatakan oke, wisatawan bisa melancong di semua area negara itu. Saat berada di luar ruangan, seperti warga, turis-turis itu tidak wajib memakai masker.
Aturan lepas masker di luar ruangan diterapkan Israel sejak 18 April. Itu setelah 81 persen warganya divaksin Covid-19. Untuk lepas masker di dalam ruangan rencananya dimulai pertengahan bulan ini.
Kebijakan itu membuat angka turis ke Israel cukup menjanjikan. Merujuk data dari Pusat Statistik, jumlah kedatangan turis asing di Israel melonjak 880 persen atau 9,8 kali pada bulan Mei tahun ini dibandingkan bulan yang sama tahun lalu.
Dilansir dari Business Insider, data Mei 2020, Israel cuma kedatangan 2.200 wisatawan. Sementara itu, pada Mei 2021, Israel mendapatkan kunjungan 21.500 turis.
Dalam lima bulan pertama di tahun 2021, wisata Israel sempat terseok-seok. Penurunannya tercatat sebesar 18,4 persen menjadi 68.400 pelancong saja. Padahal lima bulan sebelumnya, Agustus-Desember 2020 ada sebanyak 83.800 wisatawan yang datang.
Ini membuat wisata Israel seperti menjalani terjun bebas, dengan penurunan hampir 90,7 persen dibandingkan dengan Januari-Mei 2020 yang menghasilkan 735.800 pelancong. Itu saat kasus Covid-19 pertama terdeteksi pada 27 Februari 2020.
Baca juga: Arab Saudi Larang Pesawat Israel Melintas |
(bnl/fem)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum