Umat Buddha melakukan ibadah rutin yang dilangsungkan setiap tanggal 1 dan 15 dalam kalender Jawa di Candi Borobudur. Ibadah tersebut dilakukan bertepatan dengan Hari Uposatha atau hari di mana umat Buddha melakukan perenungan.
Adapun selama pandemi COVID-19 ini, telah 7 kali dilangsungkan. Dalam ibadah rutin tersebut dilakukan pembatasan terhadap umat yang ikut. Kemudian, pelaksanaan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Acara Uposatha Mandala Puja tadi pun diikuti 50 umat Buddha, dipimpin Bhante Thitasado dan Bhante Obhaso dari Sangha Theravada Indonesia (STI).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Penyelenggara Bimas Buddha Kabupaten Magelang, Saring mengatakan, ibadah rutin dilangsungkan tanggal 1 dan 15 dalam kalender Jawa. Uposatha sendiri merupakan hari perenungan bagi umat Buddha.
"Hitungannya tanggal 1 dan 15, itu dikatakan hari-hari Uposatha. Uposatha adalah hari perenungan bagi umat Buddha, ada yang melaksanakan kadang-kadang di Hari Uposatha itu puasa. Maka dilaksanakan pada tanggal 1 dan 15, bulan terang dan bulan gelap, dilaksanakan satu bulan dua kali," kata Saring kepada wartawan usai ibadah di Candi Borobudur, Kamis (10/9/2021).
Terkait pelaksanaan ibadah rutin di Candi Borobudur, kata dia, pemerintah telah memberikan akses untuk masuk ke Candi Borobudur. Untuk itu, umat Buddha diberikan peluang yang lebar dan disambut positif hal tersebut.
![]() |
"Ini salah satu bagian dari yang disampaikan Pak Menteri Agama karena akses untuk masuk ke Borobudur. Otomatis, kami (umat Buddha) sudah diberikan peluang lebar, jadi karena Pak Menteri sudah memberikan sambutan seperti itu, kami umat Buddha menyambut positif, menyambut baik. Kami selaku penyelenggara Bimas Buddha mengkondisikan umat yang ada di sini siapa yang mau ikut kebaktian atau puja ini," ujarnya.
"Kami diberikan batasan hanya 50 orang karena masih pandemi, prokes betul ketat. Yang mau mengikuti Uposatha Mandala Puja, ternyata banyak animo masyarakat Buddhis karena jumlahnya terbatas maka ini yang dari Temanggung juga baru hari ini 35 orang, lainnya dari Magelang, sisanya 25 Juni (15 Jawa)," tambahnya.
Makna Uposatha Mandala Puja, kata Saring, merupakan ibadah rutin yang biasanya dilangsungkan di vihara masing-masing.
"Makna sendiri Uposatha Mandala Puja itu ya itu sebetulnya kegiatan rutin dilakukan umat Buddha. Ibadah rutin biasanya dilaksanakan di vihara masing-masing, tapi karena ini akses ke Borobudur juga sudah dibuka lebar oleh pemerintah maka di samping melaksanakan kegiatan rutin juga menggaungkan Borobudur. Borobudur gaungnya di masyarakat terutama masyarakat dunia, masyarakat Indonesia itu bisa dikenal kembali bahwa Borobudur yang selama ini biasanya hanya terkesan hanya untuk wisata, sekarang bisa digunakan untuk wisata religi," kata dia.
(rdy/rdy)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Hutan Amazon Brasil Diserbu Rating Bintang 1 oleh Netizen Indonesia