Selama bertahun-tahun harta karun atau pesawat ulang-alik milik Uni Soviet atau Rusia terbengkalai. Armada itu mangkrak di hanggar bobrok di Kazakhstan.
Diberitakan CNN, hanya penjelajah kota pemberani yang bisa mengunjungi pesawat ulang-alik ini. Karena, merekalah yang tertarik untuk memotret sepotong sejarah ruang angkasa yang spektakuler dari Uni Soviet.
Baru-baru ini, grafiti vandalisme yang dicat di sisi pesawat ulang-alik Soviet itu memicu kemarahan netizen. Diharap armada itu bisa segera diperhatikan oleh pihak berwenang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jadi, ada satu pesawat ruang angkasa, pesawat ulang-alik Buran yang mungkin dapat digunakan kembali. Modelnya menyerupai pesawat ulang-alik AS.
Pesawat ulang-alik itu saat ini disimpan di Kosmodrom Baikonur, sebuah pelabuhan antariksa aktif. Jarak lokasinya sekitar 2.414 kilometer tenggara Moskow.
Hanya satu misi Buran yang pernah diselesaikan, pada tahun 1988, setahun sebelum Tembok Berlin runtuh. Ketika Uni Soviet akhirnya pecah, program luar angkasa ditangguhkan dan akhirnya dibatalkan.
Sementara satu prototipe pesawat ulang-alik uji skala penuh saat ini disimpan di museum di Baikonur dan satu hancur karena atap yang runtuh, ada satu lagi disimpan di hanggar bekas. Hal inilah yang rupanya menjadi sasaran vandalisme.
Baca juga: 11 Pesawat Terbesar di Dunia |
![]() |
Kantor berita negara Rusia, TASS, minggu ini mengutip badan antariksa negara itu Roscosmos yang mengatakan bahwa ada sekelompok orang tak dikenal menyusup ke fasilitas kosmodrom Baikonur. Mereka lalu mendekorasi sisi pesawat Buran.
Gambar grafiti yang terlihat kemudian diposting di Instagram dan kemudian dibagikan secara luas, termasuk oleh banyak orang yang kecewa dengan insiden tersebut. Postingan asli tidak lagi dapat ditemukan secara online.
Menurut TASS, grafiti di pesawat ulang-alik itu berbunyi 'Yura, kami telah tiba', mengacu pada kosmonot Soviet Yuri Gagarin dan 'sebelum mendaki ke bintang-bintang, seseorang perlu belajar untuk hidup di Bumi'.
Lana Sator, seorang fotografer Rusia dan penjelajah kota yang memiliki pengikut di seluruh dunia, sebelumnya telah mengunjungi hanggar pesawat ulang-alik Baikonur. Dia termasuk di antara mereka yang mengecam orang-orang di balik grafiti.
Sator mengatakan, meski lokasi fasilitas Baikonur relatif terpencil dan harus menempuh perjalanan 35 kilometer, akses ke lokasi itu terbilang mudah. Dia mengatakan penjaga keamanan di tempat itu juga ramah.
Meski banyak yang menyesali kejadian ini, ada prediksi akan sentuhan pihak berwenang untuk menata kembali juga melestarikan pesawat ulang-alik itu. Ada kemungkinan relokasi saat pertemuan pejabat Rusia dan Kazakhtan.
(msl/fem)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol