Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Denpasar menemui Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno di sela-sela kunjungan kerjanya di Bali. Mereka menyerahkan kajian terkait urgensi pembukaan pariwi untuk wisatawan mancanegara (wisman) pada Juli mendatang.
GMNI menilai, Juli ini adalah harga mati pembukaan pariwisata Bali untuk wisman. Tidak ada alasan lagi untuk tidak membuka Bali untuk negara lain karena program vaksinasi sudah berjalan.
"Kami masih pada janji presiden, bahwa pariwisata Bali akan dibuka bulan Juli. Program vaksinasi sudah berjalan dan bahkan Bali paling teratas provinsi dengan jumlah vaksinasi tertinggi. Maka tak ada alasan lagi untuk tak membuka Bali," kata Ketua DPC GMNI Denpasar I Putu Chandra Riantama dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom, Jumat (11/6/2021) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di satu sisi, Candra mengingatkan agar jangan sampai program work from Bali dijadikan sebagai alasan untuk penundaan pembukaan pariwisata Pulau Dewata. Pemerintah diminta tidak kembali nge-prank rakyat, sebab sebelumnya sudah tiga kali ada wacana pembukaan pariwisata untuk wisman.
"Kami mengaparesisasi kebijakan work from Bali (WFB) itu, akan tetapi jangan WFB ini hanya sebagai 'tukar guling' untuk memuluskan batalnya pembukaan border wisatawan mancanegara," kata mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Udayana (Unud) itu.
Sebelumnya, pada bulan lalu GMNI Denpasar juga telah menyuarakan hal tersebut ke DPRD Bali. Setelah itu GMNI Denpasar telah mengirimkan permohonan audiensi dengan Gubernur Bali Wayan Koster tetapi belum mendapatkan tanggapan.
Kemudian momentum Menparekraf datang ke Bali digunakan GMNI Denpasar untuk menyuarakan keresahan rakyat di Pulau Dewata yang terpuruk akibat tak kunjung dibukanya pariwisata.
Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno menyatakan, masukan dari GMNI Denpasar tersebut akan ditindaklanjuti. Menurutnya, perlu memberikan semacam kepercayaan kepada wisman bahwa Bali ini telah aman untuk dikunjungi.
"Semangat anak-anak muda kita ini patut di apresiasi, anak muda jangan hanya rebahan, tetapi jadilah kaum perubahan," kata mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu.
Sandiaga menekankan, jika kasus COVID-19 mampu ditekan dan protokol kesehatan mampu dilaksanakan dengan baik, tentunya Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan mempertimbangkan untuk pembukaan border wisman. Sebab keputusan akhir ada di tangan Presiden.
"Pemerintah tentunya tak ada niatan untuk nge-prank rakyatnya. Kami sedang menyiapkan pembukaan pariwisata, makanya kami selalu mengingatkan ayo protokol, protokol diketatkan, selalu kami dorong, ayo tahan diri. Apalagi digencarkannya vaksinasi. Kalau semuanya udah clear saya optimis Pak Jokowi akan memutuskan untuk membuka," terang Sandiaga.
(elk/elk)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum