Ketika Rombongan Aki-aki Mendaki Gunung Kerinci

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Ketika Rombongan Aki-aki Mendaki Gunung Kerinci

Femi Diah - detikTravel
Kamis, 17 Jun 2021 08:41 WIB
Pendakian Gunung Kerinci di Jambi
Ketika aki-aki mendaki Gunung Kerinci (Bisir for detikTravel)
Kerinci -

Lima pendaki veteran yang sudah aki-aki menggapai puncak Gunung Kerinci pertengahan pekan lalu. Seperti apa ya pengalaman mereka?

Rombongan pendaki gunung aki-aki itu diisi lima orang pria berusia di atas 48 tahun. Dua di antaranya bahkan sudah berumur 60 tahunan. Mereka berasal dari Purwokerto di Jawa Tengah dan Cirebon, Jawa Barat. Mereka teman lama yang reuni.

Abdul Kadir Usman, salah satu pendaki dalam rombongan itu, menyebut awalnya ingin mendaki Gunung Slamet, namun rencana berubah setelah salah satu teman lamanya mengajak untuk melakukan road trip ke Sumatera. Tujuannya mendaki gunung-gunung di Sumatera, salah satunya Gunung Kerinci.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Setelah dua hari perjalanan darat dengan mobil, kami sampai di Kecamatan Kayu Ayo yang berada di lereng Gunung Kerinci. Istirahat semalam, besok paginya kami mendaki Kerinci," ujar Bisir, sapaan karib Abdul Kadir Usman, dalam perbincangan dengan detikTravel.

Pendakian Gunung Kerinci di JambiRoad trip dari Purwokerto ke Jambi Foto: Bisir for detikTravel

Bisir dkk memulai pendakian pada Selasa (8/6/2021). Bisir menyebut, seperti pendakian pada umumnya, mereka cuma perlu membayar biaya simaksi alias surat izin mendaki dengan biaya Rp 10 ribu per hari per kepala. Untuk menginap semalam di base camp pendakian, biayanya Rp 20 ribu per malam per orang.

ADVERTISEMENT

Ketimbang jalan kaki dari base camp ke pintu rimba, perbatasan kebun penduduk dan hutan, mereka memilih untuk menumpang pick up. Per orang dikenai biaya Rp 30 ribu.

"Target di hari pertama Gunung Kerinci ini bisa sampai Shelter 1, karena para pendaki dilarang menginap di Pos 1, Pos 2, ataupun Pos 3," ujar pria berusia 58 tahun itu.

Menurut Kadir, yang baru mendaki Gunung Kerinci untuk kali pertama, sejak di base camp sudah diwanti-wanti untuk tidak menginap di Pos 1 sampai Pos3. Sebabnya, kawasan itu merupakan perlintasan harimau Sumatera dan beruang madu.

Pendakian Gunung Kerinci di JambiPendakian Gunung Kerinci di Jambi oleh aki-aki. Foto: Bisir for detikTravel

Setelah nanjak seharian, rombongan pendaki veteran itu tiba juga di Shelter 1. Ya, mereka start dari pintu rimba pukul 09.00 dan tiba di Shelter 1 pada jam 17.00.

Keesokan harinya, mereka melanjutkan pendakian lagi hingga di Shelter 3. Jam operasional hari kedua itu sama dengan hari pertama, dimulai sekitar pukul 09.00 dan mencapai cap pukul 17.00.

"Jalurnya sangat berat di hari kedua itu. Sejak Shelter 2 sampai Shelter 3 paling berat, nanjak terus enggak ada datar, enggak ada bonus sama sekali," ujar Bisir.

Pendakian Gunung Kerinci di JambiPendakian Gunung Kerinci di Jambi Foto: Bisir for detikTravel

Sudah begitu, Bisir menambahkan, mereka dituntut mengandalkan akar dan dahan yang melintang. Sebab, jalur sudah terlalu dalam dan saat terkena hujan sebentar becek tidak karuan.

"Seperti sawah. Sepatu dan kaus kaki basah kalau salah langkah," dia menjelaskan.

Selain itu, merujuk pengalamannya, pendaki juga harus pandai-pandai melindungi kepala dari dahan. Sebab, risiko kejedot dahan dari pohon tumbang cukup besar.

Sebuah bonus didapatkan Bisir cs setelah sampai di Shelter 3. Air di tempat ini sangat bersih sehingga mereka bisa leluasa mendapatkan tambahan stok air untuk memasak dan minum.

Situasi itu berbeda dengan sumber air di Shelter 1. Airnya kotor, bahkan sudah menjadi layaknya WC umum.

Di Shelter 3 ini, Bisir dkk menginap semalam. Kemudian, keesokan harinya, pada Kamis (10/6) mereka menuju puncak Gunung Kerinci. Kali ini, perjalanan dimulai lebih pagi, sekitar pukul 04.00.

Perbedaan kemampuan fisik membuat mereka terpecah menjadi dua kelompok. Grup 1 sudah sampai di puncak pada pukul 06.00, sedangkan Bisir dan dua rekan lainnya sampai puncak dua jam kemudian.

Setelah menikmati oksigen yang tipis di puncak Gunung Kerinci, Bisir dkk langsung bablas menuju base camp pendakian di desa terakhir di kayu Aro. Rombongan kembali terbagi dua. Rombongan pertama sampai base camp pukul 17.00 sedangkan grup kedua sampai base camp pukul 21.00.

"Gila! Ini pengalaman pertama saya ke Gunung Kerinci dan baru pernah melihat karakter gunung seperti ini. Saat naik, lutut ketemu muka. Sebenarnya tidak cocok untuk pendakian orang tua seperti saya hahaha," ujar Bisir berkelakar.

Halaman selanjutnya ----> Terpikat Keindahan Danau Gunung Tujuh

Ngecamp di Danau Gunung Tujuh

Tapi, Bisir yang memang rutin mendaki gunung kala masih remaja namun kemudian berhenti karena divonis diabetes dan kelebihan berat badan itu, tidak kapok untuk mendaki Gunung Kerinci lagi. Dia berharap bisa kembali ke Kerinci. Apalagi, setelah dia mengetahui ada Danau Gunung Tujuh yang begitu indah bisa dijelajahi usai mendaki Gunung Kerinci.

Danau Gunung Tujuh juga berada di hawa sejuk, masih berada di ketinggian 2.000 mdpl. Tapi untuk mencapainya, pendaki harus naik sampai ke ketinggian 2.200 mdpl lebih dulu, kemudian mendapatkan jalur turunan menuju danau.

Danau Gunung Tujuh di JambiDanau Gunung Tujuh di Jambi Foto: Bisir for detikTravel

Danau Gunung Tujuh masih berada di Kecamatan Kerinci, sama seperti start jalur pendakian Gunung Kerinci. Tapi, danau ini ada di Desa Pelompek.

"Kalau ke Kerinci, Danau Gunung Tujuh jangan sampai dilewatkan. Indah sekali, di sini kita bisa berenang dan buka tenda," ujar Bisir.

"Danau Gunung Tujuh ini, sesuai namanya, dikelilingi tujuh gunung dengan ada satu celah gunung yang dari sana kelihatan Gunung Kerinci," dia menegaskan.


Travel Highlights
Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikTravel
Jangan Asal Naik Gunung
Jangan Asal Naik Gunung
11 Konten
Jangan asal naik gunung mencakup aturan dan larangan mendaki gunung, juga hal-hal yang sebaiknya disiapkan saat mendaki gunung. Selain itu, mengupas kisah-kisah tidak biasa para pendaki gunung.
Artikel Selanjutnya
Hide Ads