Jika Lockdown Jadi Diberlakukan di Jakarta-Jogja, Ini Kata Sandiaga

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Jika Lockdown Jadi Diberlakukan di Jakarta-Jogja, Ini Kata Sandiaga

Ahmad Masaul Khoiri - detikTravel
Selasa, 22 Jun 2021 16:11 WIB
Menparekraf Sandiaga Uno
Menparekraf Sandiaga Uno (Foto: Kemenparekraf)
Jakarta -

Isu penguncian atau lockdown bermunculan untuk Daerah Istimewa Yogyakarta hingga Jakarta dalam beberapa hari ke belakang. Jika itu diberlakukan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan melakukan langkah-langkah lanjutan.

Dalam temu wartawan yang dilakukan secara online, Menparekraf Sandiaga Uno menyebut pihaknya akan menghormati keputusan itu. Ia pun bersiap dengan pengaturan yang lebih terukur.

"Tentunya kita sangat menghormati keputusan dari kementerian lembaga yang mewenangi atau yang berwenang atas keputusan tersebut dan kami akan menyesuaikan," kata Sandi, Selasa (22/6/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jika lockdown dilakukan tentunya kami akan lakukan langkah-langkah di Kemenparekraf untuk mematuhi dan menyiapkan kepatuhan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif," imbuh dia.

Jika lockdown dilakukan, Kemenparekraf akan aktif memberikan bantuan sosial. Sederet bantuan akan digulirkan jika memang keputusan itu mulai diberlakukan.

ADVERTISEMENT

"Kita akan genjot program-program intervensi dari segi bantuan sosial. Adapun bantuannya berupa dana hibah pariwisata dan ekonomi kreatif, bantuan permodalan, bantuan insentif, bantuan likuiditas," terang Sandi.

Lebih lanjut, Sandi ingin sektor pariwisata dan ekonomi kreatif tetap mampu bertahan bagaimanapun kebijakannya, sekalipun berupa lockdown.

"Dan, dana-dana pemulihan ekonomi nasional agar bisa membantu sektor pariwisata dan ekonomi kreatif bisa bertahan di tengah memasuki periode seandainya pemberlakuan lockdown dilakukan," tegas dia.

Seruan untuk melakukan lockdown demi meredam kasus Corona masih nyaring. Bahkan kondisi ekonomi Indonesia disebut bakal makin parah jika tidak lockdown.
Seruan lockdown itu datang dari guru besar bidang sosiologi bencana dari Universitas Teknologi Nanyang Singapura, Prof Sulfikar Amir. Namun dalam hal ini ia memaklumi kondisi budget pemerintah yang terbatas.

"Iya (saya dukung lockdown). Tapi saya juga paham budget pemerintah terbatas banget. Tapi mau gimana lagi? PPKM mikro diketatin gimana pun kurang efektif," kata Sulfikar Amir




(msl/ddn)

Hide Ads