Tim peneliti di Israel mengidentifikasi jenis manusia purba asing. Mereka hidup berdampingan dengan jenis kita lebih dari 100.000 tahun yang lalu.
Dikutip dari BBC, Minggu (27/6/2021), tim itu meneliti sisa-sisa tulang belulang yang ditemukan di dekat kota Ramla, sekitar 20 km tenggara Tel Aviv. Mereka yakin temuan itu merupakan salah satu dari kelompok manusia sangat kuno yang bertahan paling akhir.
Temuan tersebut terdiri dari sebagian tengkorak dan rahang dari seorang individu yang hidup antara 140.000 dan 120.000 tahun yang lalu. Detailnya telah dipublikasikan di jurnal Science.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Fosil Badak Raksasa Ditemukan di China |
Individu tersebut diyakini diturunkan dari spesies sebelumnya, yang mungkin telah menyebar dari wilayah tersebut ratusan ribu tahun yang lalu dan memunculkan Neanderthal di Eropa dan padanannya di Asia.
Para ilmuwan menamai garis keturunan yang baru ditemukan itu sebagai "tipe Nesher Ramla Homo".
Dr Hila May dari Universitas Tel Aviv mengatakan penemuan itu membentuk kembali kisah evolusi manusia, terutama tentang Neanderthal. Gambaran umum evolusi Neanderthal di masa lalu dikaitkan erat dengan Eropa.
"Semuanya dimulai di Israel. Kami memperkirakan bahwa kelompok lokal adalah sumber populasinya," kata Hila.
"Selama periode interglasial, gelombang manusia, orang-orang Nesher Ramla, bermigrasi dari Timur Tengah ke Eropa," dia menambahkan.
Sisa-sisa manusia purba itu ditemukan selama penggalian lubang pembuangan. Ribuan peralatan batu dan sisa-sisa hewan juga ditemukan
Tim itu menduga bahwa anggota awal kelompok Nesher Ramla Homo sudah ada di Timur Dekat sekitar 400.000 tahun yang lalu. Peneliti telah memperhatikan kemiripan antara temuan baru dan kelompok "pra-Neanderthal" kuno di Eropa.
"Ini adalah pertama kalinya kami dapat menghubungkan titik-titik antara berbagai spesimen yang ditemukan di Levant," kata Dr Rachel Sarig, juga dari Universitas Tel Aviv.
"Ada beberapa fosil manusia dari gua Qesem, Zuttiyeh, dan Tabun yang berasal dari masa itu, yang tidak dapat kami kaitkan dengan kelompok manusia tertentu yang diketahui. Tetapi membandingkan bentuknya dengan spesimen yang baru ditemukan dari Nesher Ramla, membenarkan inklusi mereka dalam kelompok manusia baru."
Dr May meyakini bahwa manusia ini adalah nenek moyang Neanderthal.
"Neanderthal Eropa sebenarnya mulai di sini, di Levant, dan bermigrasi ke Eropa, sambil kawin silang dengan kelompok manusia lain," ujar May.
Lainnya melakukan perjalanan ke timur ke India dan Cina, kata Prof Israel Hershkovitz, hal yang menunjukkan hubungan antara manusia purba Asia Timur dan Neanderthal di Eropa.
"Beberapa fosil yang ditemukan di Asia Timur menunjukkan ciri-ciri mirip Neanderthal, seperti yang terlihat juga dari Nesher Ramla," katanya.
Para peneliti mendasarkan klaim mereka pada kesamaan fitur antara fosil Israel dan yang ditemukan di Eropa dan Asia, meskipun pernyataan mereka ini kontroversial.
Prof Chris Stringer, dari Natural History Museum di London, baru-baru ini mempelajari sisa-sisa manusia China.
"Keberadaan Nesher Ramla penting untuk mengkonfirmasi lebih jauh bahwa spesies yang berbeda hidup berdampingan satu sama lain di wilayah tersebut pada saat itu dan sekarang kita memiliki cerita yang sama di Asia Barat," katanya.
"Namun, saya pikir itu lompatan yang terlalu jauh untuk menghubungkan beberapa fosil Israel yang lebih tua dengan Neanderthal. Saya juga bingung dengan dugaan adanya hubungan khusus antara Nesher Ramla dan fosil di China," Stringer menambahkan.
Sisa-sisa Nesher Ramla ditemukan di tempat yang dulunya adalah sebuah lubang yang terletak di daerah yang sering dikunjungi manusia prasejarah. Kawasan itu mungkin merupakan daerah tempat mereka berburu sapi liar, kuda, dan rusa, seperti yang ditunjukkan oleh ribuan peralatan batu dan tulang binatang buruan.
Bersambung di halaman berikutnya ---> Peralatan Bertahan Hidup Mirip dengan Manusia Modern
Simak Video "Penemuan Kerangka Manusia Purba 6800 Tahun di Jerman "
[Gambas:Video 20detik]
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol