Patung George Floyd di New York jadi korban aksi vandalisme. Patung tersebut dicorat-coret dengan cat pilox warna putih dengan tulisan 'PATRIOTFRONT.US'.
Nama George Floyd pasti familiar di telinga traveler. Floyd jadi korban aksi brutal kepolisian AS. Buntut dari kematian Floyd melahirkan gerakan 'Black Lives Matter' yang gaungnya sampai ke berbagai penjuru dunia.
Sosok Floyd pun diabadikan lewat sebuah patung setinggi 1,8 meter di New York. Namun sayang, patung George Floyd itu dicorat-coret orang tak dikenal pada akhir pekan lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para pelaku menuliskan 'PATRIOTFRONT.US' menggunakan pilox warna putih di bagian bawah patung Floyd. Menurut kepolisian New York, kata-kata tersebut merujuk pada kelompok Patriot Front, sebuah kelompok 'White Nationalist' yang membenci kaum kulit hitam di AS.
Saat ini kepolisian New York sedang melakukan investigasi untuk mengusut kasus vandalisme yang dilakukan terhadap patung George Floyd dan mencari siapa pelakunya. Kelompok Patriot Front akan dimintai pertanggungjawaban terkait kasus ini.
Walikota New York, Bill de Blasion menyatakan aksi vandalisme terhadap patung George Floyd itu sebagai tindakan yang 'rasis, menjijikkan dan tercela'.
Gubernur New York, Andrew Cuomo pun menugaskan 'Unit Khusus untuk Kejahatan Ujaran Kebencian' untuk mencari tahu siapa pelaku aksi vandalisme tersebut. Dia juga berkomentar sangat keras terkait kasus ini.
"Untuk kelompok Neo-Nazi yang melakukan hal ini, saya ingin menyampaikan satu hal yang sangat jelas: pergi kamu dari negara bagian kami," tegas Cuomo.
Patung George Floyd sendiri terletak di Flatbush Avenue di Brooklyn, sebelum rencananya bakal dipindahkan ke Union Square di Manhattan pada bulan Juli ini.
George Floyd kini jadi ikon perlawanan kaum kulit hitam. Sekarang, cat pilox yang merusak patung Floyd sudah dibersihkan oleh petugas.
(wsw/ddn)
Komentar Terbanyak
Forum Orang Tua Siswa: Study Tour Ngabisin Duit!
Pendemo: Dedi Mulyadi Tidak Punya Nyali Ketemu Peserta Demo Study Tour
Study Tour Dilarang, Bus Pariwisata Tak Ada yang Sewa, Karyawan Merana