Ketika Raja Bhutan Mendaki Gunung untuk Nakes dan Medis

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Ketika Raja Bhutan Mendaki Gunung untuk Nakes dan Medis

bonauli - detikTravel
Sabtu, 10 Jul 2021 17:15 WIB
Raja Bhutan keliling perbatasan negara demi tekan corona
Raja Bhutan naik-turun gunung mengunjungi dusun (His Majesty King Jigme Khesar Namgyel Wangchuck/Facebook)
Thimpu -

Cinta tentu perlu pengorbanan. Inilah yang ditunjukkan oleh Raja Bhutan kepada warganya.

Negeri paling bahagia, Bhutan tak luput dari Corona. Jadi salah satu negara yang berhasil menekan kematian akibat pandemi, Bhutan tak lekas puas diri.

Dilansir dari Reuters, Bhutan juga mengalami pandemi gelombang dua. Sebagai negara kerajaan kuno yang masih dibilang tertutup, Bhutan memiliki keterbatasan medis. Bayangkan, perbandingannya satu dokter untuk 2.000 warga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk itulah, Sang Raja Jigme Khesar Namgyel Wangchuck turun tangan. Menggunakan topi bisbol, jubah tradisional Gho selutut dan tas punggung, Raja Jigme menulusuri hutan hingga gunung.

Raja Jigme memantau penanganan dan pencegahan pandemi secara langsung. Raja rela mendaki gunung dan lewati lembah untuk mengelilingi perbatasan negaranya.

ADVERTISEMENT
Raja Bhutan keliling perbatasan negara demi tekan coronaRaja Bhutan keliling perbatasan negara demi tekan corona Foto: (His Majesty King Jigme Khesar Namgyel Wangchuck/Facebook)

Selama 14 bulan, dirinya berjalan kaki ke daerah terpolosok. Jika sampai di kota, dirinya naik mobil. Masuk ke hutan, Raja Jigme tak putus tanggung jawab dan menunggang kuda sampai ke pemukiman warga.

Dusun-dusun terpencil ditengoknya. Penerapan protokol kesehatan langsung dijabarkan kepada warga saat itu juga.

Tindakan raja mendapat banyak pujian. Sejumlah pihak menganggap bahwa pendekatan Raja Jigme cukup efektif untuk menekan penularan di kerajaan yang memiliki 7.000 ribu penduduk tersebut.

"Ketika raja melakukan perjalanan bermil-mil dan mengetuk pintu warga untuk memperingatkan tentang pandemi, maka kata-kata kerendahan hatinya dihormati dan ditanggapi dengan sangat serius," ujar Perdana Menteri Bhutan, Lotay Tshering.

Raja Bhutan keliling perbatasan negara demi tekan coronaRaja Bhutan keliling perbatasan negara demi tekan corona Foto: (His Majesty King Jigme Khesar Namgyel Wangchuck/Facebook)

Menurut Tshering, kehadiran raja membuat masyarakat yakin bahwa mereka tidak sendirian dalam melawan pandemi.

"Kehadiran Yang Mulia jauh lebih kuat daripada hanya mengeluarkan pedoman publik," tambahnya.

Tshering sendiri adalah ahli urologi. Dirinya sering menemani Raja Jigme untuk menelusuri Bhutan dekat India, yang tengah dilanda gelombang kedua.

Dalam beberapa pekan terakhir, Raja Jigme juga menelusuri jalan setapak selama lima hari melewati ketinggian hingga 4.343 meter. Tujuannya hanya satu, mengucapkan terima kasih kepada petugas medis dan kesehatan di daerah terpencil. Duh, terharu banget!

Perjalanan ini tentu saja tidak berjalan mulus. Raja Jigme kerap menjalani beberapa karantina di sebuah hotel di Ibu Kota Thimpu.

Raja Bhutan keliling perbatasan negara demi tekan coronaRaja Bhutan keliling perbatasan negara demi tekan corona Foto: (His Majesty King Jigme Khesar Namgyel Wangchuck/Facebook)

"Raja mendatangi semua daerah perbatasan yang berisiko tinggi berkali-kali untuk memantau setiap tindakan yang dilakukan dan untuk memastikan praktik terbaik berjalan meski dengan sumber daya yang terbatas," kata perwakilan Badan Kesehatan Dunia (WHO) di Bhutan, Tui Paulo de Jesus.

Perjalanan ini didokumentasikan oleh kantor kerajaan. Perjalanan Raja Jigme bisa dilihat di laman Instagram dan Facebook Monarki.

"Ketakutan terbesar raja kami adalah jika pandemi menyebar seperti kebakaran hutan, maka (bangsa) kami bisa musnah," ucap seorang pejabat istana.

Saat ini, Bhutan masih menutup seluruh perbatasannya sambil meningkatkan pengujian dan vaksinasi demi menghentikan penyebaran Covid-19.

PM Tshering mengatakan bahwa Bhutan juga tengah mempertimbangkan mencampur dosis vaksin berbeda karena kehabisan stok vaksin. Sementara itu, sekitar 90 persen penduduk Bhutan telah menerima dosis pertama vaksin AstraZeneca.




(bnl/rdy)

Hide Ads