Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) menyebut kalau dunia penerbangan masih lesu di tahun kedua pandemi.
Hal itu diungkapkan oleh Direktur Umum IATA, Willie Walsh baru-baru ini. Dilansir detikTravel dari Reuters, Selasa (13/7/2021), Willie pun meminta agar pemangku kepentingan di tiap negara dapat melakukan kordinasi yang lebih baik untuk membantu pemulihan industri penerbangan.
"Kita melihat sejumlah variasi terkait penanganan untuk testing, dimana ini menyebabkan kebingungan konsumen," ujar Willie Rabu pekan lalu (7/7).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut IATA, industri penerbangan global kini masih jauh tertinggal apabila dibandingkan dengan kondisi yang sama sebelum pandemi. Dibandingkan dengan bulan Mei sebelum pandemi di tahun 2019, tingkat penerbangan turun 63 persen.
Yang paling terdampak tentunya adalah penerbangan internasional, ketimbang domestik seperti pasar China dan Russia.
Sementara dunia perlahan dibuka kembali untuk perjalanan, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO memperingatkan negara-negara untuk tidak bertindak tergesa-gesa karena bisa berdampak buruk.
Dunia saat ini mengkhawatirkan varian Delta yang menular. Prancis telah melaporkan bahwa 40 persen kasus positif Covid-19 di negaranya adalah varian Delta.
Portugal juga telah melaporkan 3.000 kasus harian dalam 24 jam terakhir, sementara kasus di Jerman telah meningkat setelah penurunan selama lebih dari dua bulan.
Inggris melaporkan lebih dari 30.000 kasus untuk pertama kalinya sejak Januari pada hari Rabu, 7 Juli lalu pada saat pemerintah ingin melonggarkan pembatasan.
Di dalam negeri, Indonesia juga tengah melihat tren yang suram akibat 1.000 kematian akibat virus untuk pertama kalinya. Dimana hal itu diperburuk dengan pecahnya rekor COVID-19 per harinya.
(rdy/ddn)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!