Cara Kemenparekraf 'Nyelip' di Umroh

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Cara Kemenparekraf 'Nyelip' di Umroh

Syanti Mustika - detikTravel
Selasa, 13 Jul 2021 14:47 WIB
Ilustrasi Bisnis Travel Haji Umroh
Foto: Ari Saputra
Jakarta -

Umroh menjadi salah satu kegiatan religi yang selalu diminati. Kemenparekraf punya cara tersendiri untuk bisa mencari peluang mendatangkan wisatawan di sini.

"Terus terang kami tidak mendukung kegiatan untuk membawa orang Indonesia ke luar negeri, karena tujuan kita adalah membawa devisa. Tapi kalau umroh tidak bisa dihalangi karena itu adalah kebutuhan dasar dari kita umat Islam untuk ke sana," ujar Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan (Events), Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif Rizki Handayani Mustafa.

"Dan bagaimana mempromosikan tur operator? Pernah saya katakan, bahwa saya membantu tour operator untuk, bagaimana kalian kerjasama dengan tour operator di luar sana untuk membawa orang sana ke dalam Indonesia, karena kita membutuhkan devisa dari sana. Jadi bila nanti dibuka lagi (gerbang internasional) ini akan kita kembangkan saat nanti. Saat ini kita belum bicara soal wisatawan mancanegara," ujarnya pada kegiatan Indonesia Islamic Marketing Festival 2021 yang diadakan MarkPlus Islamic melalui Zoom, Senin (12/7/21).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rizki pun mengungkapkan bila dikaitkan dengan haji dan umroh, Kemenparekraf lebih ke umroh. Karena dalam kegiatan umroh bisa berkolaborasi dengan wisata ke negara lain.

"Kemenparekraf berkaitan dengan lebih ke umroh. Bagaimana tour operator-operator kita sekarang ini memang paling enak menjual paketan umroh plus karena paling menguntungkan. Tapi kemudian kami beberapa kali bertemu beberapa tahun yang lalu membahas bagaimana membuat kolaborasi dengan pihak negara yang dikunjungi ini. Misalnya kita umroh plus Turki, plus Yordania . Nah tugas kita bagaimana kerjasama dengan negara-negara tersebut agar membawa mereka masuk ke Indonesia," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Rizki pun memberi gambaran bagaimana nantinya wisata religi dikemas sehingga lebih menarik dilaksanakan.

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan terkait wisata religi. Misalnya dengan Masjid Istiqlal. Kita anggap saja masjid sebagai pusat yang menunjukkan bagaimana Islam tidak hanya untuk umat muslim, ada hal-hal yang bisa kita kembangkan selain itu. Dan saya juga berpikir kita akan kembangkan bahwa wisata religi bisa dikemas menjadi wisata biasa plus dengan melakukan kegiatan seperti bersedekah. Jadi kalau misalkan tadi religi kita biasanya ke tempat tertentu gitu, ya kenapa nggak sekalian kegiatan bersedekah. Kita punya semangat gotong royong," papar Rizki.

"Ke depan itu bisa saja sambil berwisata sambil bersedekah kita kaitkan dengan kunjungi beberapa masjid. Kita bersedekah dan kita membuat perjalanan mengunjungi suatu tempat memperbaiki masjid meminta sumbangan. Kta bisa ini lakukan potong kambing dimana dilakukan di luar Jakarta misalnya, lalu kita sedekahkan. Ini bagian dari wisata kalau bisa disampaikan ini bisa kita sebut ini wisata religi yang tujuan aktivitasnya berkaitan dengan agama, di mana tujuannya adalah memberikan manfaat,"tambah Rizki.

Rizki juga mengatakan bahwa Kemenparekraf sedang beradaptasdi dengan kondisi pandemi dengan mengeluarkan beragam prokes untuk wisata. Dia juga mengakui bahwa sulit bagi Kemenparekraf berkolaborasi saat ini. "Untuk kolaborasi saat ini memang sulit, karena kita fokus untuk untuk penanganan Covid," tutupnya.




(sym/ddn)

Hide Ads