Memasuki musim panas, Korea Selatan dilanda gelombang panas dan malam tropis terpanjang selama 48 tahun. Ini disinyalir sebagai dampak pemanasan global.
Administrasi Meteorologi Korea menunjukkan temuan tersebut pada Senin (12/7/2021). Berdasarkan catatan mereka, rata-rata lama gelombang panas di Korea Selatan pada 2011-2020 mencapai 14 hari per tahun. Durasinya lebih lama 3,9 hari dibandingkan antara 1973 dan 2020 yang mencapai 10,1 hari.
Sementara itu, durasi malam tropis di Korea Selatan juga tercatat lebih panjang, yakni meningkat 3,3 hari menjadi 9 hari selama periode yang sama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peringatan gelombang panas pun dikeluarkan ketika panas sensibel maksimum melebihi 33 derajat celcius selama lebih dari dua hari berturut-turut. Selain itu, kondisi gelombang panas juga bisa muncul bila cuaca amat panas dan diperkirakan akan menyebabkan kerusakan besar.
Suhu udara yang tinggi pada siang hari ini terus berlangsung hingga malam. Fenomena ini disebut sebagai malam tropis, di mana suhu udara di malam hari tidak turun di bawah 25 derajat celcius.
Dikutip dari kantor berita Yonhap, gelombang panas sering terjadi di wilayah tenggara selama 10 tahun terakhir. Misalnya di Daegu (27,6 hari), Hapcheon (24,3 hari), dan Miryang (22,8 hari).
Kemudian untuk malam tropis, Pulau Jeju mengalami durasi terlama. Berdasarkan data, Seogwipo mengalami malam tropis selama 31 hari sedangkan Kota Jeju 29,9 hari.
Bagaimana dengan Seoul?
Administrasi Meteorologi Korea mengatakan kota-kota seperti Seoul, Gwangju, dan lain-lain telah mengalami malam tropis pertama pada Senin kemarin. Datangnya malam tropis ternyata 3 minggu lebih awal dibandingkan tahun lalu.
Meteorolog memperkirakan cuaca panas di Korea Selatan akan memburuk setelah akhir musim hujan yang terjadi pada awal minggu depan.
Sementara itu dikutip dari Korea Times, ilmuwan iklim berpendapat terjadinya gelombang panas ekstrem ini sebagai akibat dari pemanasan global. Menurutnya, kondisi tidak akan menjadi parah bila manusia mulai mengurangi emisi gas rumah kaca dengan cara beralih ke energi yang lebih ramah lingkungan.
(pin/ddn)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!