Denis Farias, pemilik toko suvenir di dekat Menara Eiffel, sampai menyebut dagangannya sama sekali tidak kedatangan pembeli.
"Benar-benar tidak ada turis di Paris saat ini. Dua tahun lalu kami bekerja berlima di toko, sekarang saya sendiri," kata dia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagi wisatawan, sedikitnya jumlah turis seolah menjadi dua sisi mata uang. Ada bagian menyenangkan, namun rupanya juga ada bagian yang bikin susah.
Baca juga: Menara Eiffel Tetap Primadona di Eropa |
"Karena ada lebih sedikit orang, Anda dapat meluangkan waktu untuk melakukan lebih banyak hal, misalnya menghabiskan lebih sedikit waktu dalam antrean. Perjalanan menjadi lebih santai," kata Mohammed Charpenel, yang bekerja di sektor real estat di Dubai.
"Bagian terburuknya adalah menunggu. Kami telah memesan pada bulan Maret tetapi kami tidak tahu kapan Prancis akan dibuka kembali," kata guru Chicago Martin Douglass.
"Hari ini, bepergian seperti berjudi," dia menambahkan.
(fem/ddn)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol