PPKM Darurat Diperpanjang, Pengelola Wisata di Magelang Mati Kutu

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

PPKM Darurat Diperpanjang, Pengelola Wisata di Magelang Mati Kutu

Eko Susanto - detikTravel
Sabtu, 17 Jul 2021 17:43 WIB
Candi Borobudur ditutup mulai hari ini karena Corona.
Foto: Eko Susanto/detikTravel
Magelang -

Pengumuman pemerintah memperpanjang Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat dinilai memberatkan pelaku wisata di Magelang. Sebab, usaha tidak bisa dialihkan menjadi daring.

PPKM Darurat diperpanjang hingga akhir Juli. Objek wisata pun bakal tutup sesuai dengan pelaksanaan PPKM Darurat.

Begitu pula di Magelang, Jawa Tengah. Kantong pelaku wisata babak belur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Terkait PPKM Darurat ini, pelaku wisata di Magelang, khususnya pengelola daya tarik wisata, cukup berat. Karena, selama PPKM Darurat wisata ditutup makanya pelaku wisata tidak bisa berbuat apa-apa," kata Ketua Forum Daya Tarik Wisata (DTW) Kabupaten Magelang, Edwar Alfian, saat dihubungi detikTravel, Sabtu (17/7/2021).

"Beda dengan teman-teman di sektor perdagangan barang, mereka di sektor perdagangan masih bisa berjualan online dan take away. Meskipun secara omzet juga sangat menurun karena diharapkan orang di rumah saja, itu tapi masih ada gerakan. Cuma di sektor wisata ini bener-bener mandek," Edwar menambahkan.

ADVERTISEMENT

Edwar menyebut produk pariwisata yang mengandalkan daya tarik sulit untuk dijual secara online. Promosi online memang bisa dilakukan, namun produk daya tarik wisata tidak mudah dijual online karena sepi peminat.

"Produk wisata kan harus dikunjungi. Jadi memang bener-bener mandek. Jadi dengan perpanjangan PPKM itu tentunya memperpanjang juga kesedihan teman-teman. Jadi semakin diperpanjang tentunya teman-teman pengelola daya tarik wisata, ya semakin panjang juga sedihnya," ujarnya.

Edwar berharap PPKM Darurat bisa segera usai. Tentu, kuncinya dengan penurunan angka kasus Covid-19.

Solusi lain adalah pindah haluan bisnis. Tapi, itu bukan persoalan mudah di saat pandemi.

"Di saat ini kita dibutuhkan kesabaran, kreativitas dan inovasi. Mampu menangkap peluang yang ada. Tapi semua sektor kena semua," kata dia.

Halaman berikutnya ---> Desa Bahasa Juga Terimbas

Senada pengelola Desa Bahasa, Hani Sutrisno, juga menyampaikan keluhan serupa. Di Desa Bahasa yang dilengkapi 32 spot selfie dan taman kelinci serta dilengkapi dengan homestay halal harus tutup selama PPKM Darurat.

"Perpanjangan PPKM Darurat pasti untuk destinasi wisata seperti kami ini berat. Yang paling berat menjaga nilai positif atau prasangka positif, husnuzan. Sehingga kami perlu banyak kegiatan positif. Alhamdulilah itu sudah kita kerjakan dari tanggal 29 Juni sampai 20 Juli ini, Insya Allah," kata Hani.

Hani, menuturkan tadi pagi sudah mengadakan rapat dan menyatakan tidak bisa memperpanjang nilai positif selama PPKM darurat. Untuk itu, harus merumahkan karyawan.

"Perpanjangan PPKM Darurat menjadi kiamat bagi desa wisata, tapi semua kita pasrahkan kepada pemerintah. Pemerintah sudah berbicara daripada kita mempertahankan ekonomi, tapi nyawa tidak dipertahankan, saya tetap dukung," ujarnya.

"Semoga ini yang terakhir dalam PPKM dan segera normal. Dan vaksinasi segera merata dan penyebaran virus sudah cepat menurun sehingga aktif lagi di perekonomian. Intinya kami rindu normal lagi," kata dia.

Halaman 2 dari 2


Simak Video " Video: Melihat Patung Biawak di Wonosobo yang Viral gegara Mirip Asli"
[Gambas:Video 20detik]
(fem/fem)

Hide Ads