Destinasi wisata di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bersiap menyambut wisatawan seiring dengan akan berakhirnya PPKM Level 4.
Untuk memastikan kesiapan tersebut, Dinas Pariwisata (Dispar) setempat melakukan pengecekan CHSE di tempat wisata. CHSE merupakan program Kemenparekraf, berupa penerapan protokol kesehatan yang berbasis pada Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment Sustainability (Kelestarian Lingkungan).
Hal ini penting diterapkan pelaku wisata untuk menjamin kenyamanan dan keselamatan para wisatawan selama berada di destinasi wisata pada masa pandemi COVID-19.
Adapun pengecekan CHSE oleh Dispar Kulon Progo dilakukan selama dua hari terhitung sejak hari ini sampai dengan Sabtu (24/7/2021). Sasarannya adalah seluruh objek wisata termasuk usaha jasa pariwisata seperti restoran dan kafe.
"Kegiatan ini kita lakukan jika sewaktu-waktu ada perintah dari pusat bahwa wisata sudah boleh buka secara bertahap, maka kita sudah menyiapkannya baik di destinasi wisata maupun usaha jasa pariwisata," ucap Kepala Dispar Kulon Progo, Joko Mursito, di sela-sela pemantauan, Jumat (23/7/2021).
Joko menerangkan dalam kesempatan ini pihaknya menerjunkan anak-anak muda yang tergabung dalam tim Sambanggo Dispar Kulon Progo. Mereka bertugas mengecek kelaikan sarana prasarana penunjang protokol kesehatan yang tersedia di destinasi wisata, seperti kran untuk cuci tangan, sabun, serta penataan tempat duduk dengan jarak minimal 1 meter.
"Hari ini kita juga support sabun dan masker untuk para pelaku wisata. Kita juga bantu membersihkan lokasi wisata. Intinya kegiatan ini untuk memotivasi pelaku wisata untuk menyiapkan diri sebelum membuka wisata secara bertahap kelak," ucapnya.
Selain itu Dispar Kulon Progo juga mendata pelaku wisata yang belum mengikuti program vaksinasi COVID-19. Jika ditemukan ada yang belum divaksin maka Dispar akan melakukan pendataan untuk kemudian diikutkan dalam program tersebut.
"Sejak awal sebenarnya kami sudah mendata seluruh pelaku wisata (untuk ikut program vaksin) tapi kan pasti ada yang kececer, nah nanti akan kita susulkan. Adapun untuk saat ini mayoritas pelaku wisata di Kulon Progo sudah divaksin. Kalau diprosentase ya sekitar 95 persen. Nah tinggal sisa-sisa itu yang mungkin pas (jadwal vaksinasi) kurang sehat atau pas ada halangan jadi belum sempat vaksin," ujar Joko.
Joko mengatakan berdasarkan hasil pemantauan sementara hari ini diketahui bahwa sebagian besar destinasi wisata di Kulon Progo telah bersiap untuk beroperasi kembali pasca tutup selama PPKM darurat yang selanjutnya berganti jadi PPKM level. Hal ini dilandasi oleh dua hal yang pihaknya peroleh selama pemantauan tersebut.
"Dalam pemantauan hari ini kami ada dua catatan penting, pertama yaitu mayoritas pelaku wisata sudah mengikuti program vaksinasi. Dengan ini melambangkan bahwa mereka sebenarnya sudah rindu dan ingin agar kondisi (pandemi COVID-19) segera membaik sehingga destinasi bisa dibuka kembali," ucap Joko.
Catatan kedua yaitu Dispar mendapati beberapa pelaku wisata memanfaatkan masa PPKM darurat untuk berbenah dan menata destinasinya agar bisa lebih bagus saat dibuka kembali kelak.
"Yang kedua ada beberapa pelaku wisata memanfaatkan libur PPKM darurat dan PPKM level 4 untuk menata destinasinya. Seperti di Kedung Pedut dan kawasan kuliner Nanggulan. Di sana mereka sedang menata parkiran dan mengubah layout bangunan agar lebih baik lagi. Ini artinya mereka ada itikad baik memanfaatkan waktu (di masa PPKM) untuk hal-hal baik," ucapnya.
Meski dianggap sudah cukup baik, tidak serta merta seluruh destinasi wisata maupun usaha jasa pariwisata di Kulon Progo dapat dibuka serentak. Joko menjelaskan nantinya masih akan ada evaluasi hasil pemantauan CHSE ini untuk menentukan hal itu.
"Sesuai pidato presiden dan instruksi bupati, nanti pada 25 Juli kita akan evaluasi bersama. Bisa jadi belum semua destinasi maupun wisata kuliner buka semua. Kita lihat dulu kesiapan mereka. Mana yang siap ya kita buka pelan-pelan. Sedangkan yang belum siap ya tidak kita paksakan buka," jelasnya.
"Karena itu ada kemungkinan nanti pembukaan destinasi maupun wisata kuliner dilakukan secara bertahap sembari melihat situasinya," sambungnya.
Ditemui secara terpisah, Ketua Satgas COVID-19 Kulon Progo, Fajar Gegana menyatakan bahwa destinasi wisata di wilayah ini harus benar-benar menerapkan protokol kesehatan sebelum nantinya dibuka pasca berakhirnya PPKM level. Bagi yang tidak memenuhi aturan tersebut, pihaknya melarang tempat wisata untuk buka.
"Kami menegaskan untuk wisata yang prokesnya belum layak jangan dibuka dulu. Prokes kita itu harus ketat karena kami tidak ingin kecolongan. Apalagi pariwisata ini menyangkut banyak orang, di mana wisatawan kita itu berasal dari luar daerah sehingga prokes harus dipastikan aman," ujar Fajar.
Simak Video "Video Sultan HB X Ngeluh ke DPR, Pemda DIY Kekurangan ASN"
(bnl/bnl)