Perjalanan bebas karantina atau travel bubble dari semua negara bagian dan teritori Australia ke New Zealand akan ditangguhkan. Perdana Menteri New Zealand, Jacinda Ardern, dan Menteri Tanggap Covid-19, Chris Hipkins, mengumumkan pada 23 Juli.
Berita itu muncul ketika Australia terus bergulat dengan wabah Covid-19 yang menyebar melalui beberapa negara bagian meskipun telah di-lockdown.
"Mengingat tingginya tingkat penularan varian Delta, dan fakta bahwa sekarang ada banyak klaster komunitas, itu adalah hal yang benar untuk dilakukan untuk mencegah Covid-19 keluar ke New Zealand," kata Hipkins.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mulai pukul 11.59, Jumat malam, warga Australia tidak lagi dapat memasuki New Zealand tanpa karantina. Kebijakan ini akan berlangsung setidaknya selama delapan minggu ke depan.
Ardern mengatakan keputusan itu tidak diambil dengan mudah, tetapi dengan adanya beberapa wabah dan dalam tahap penahanan yang berbeda, dengan tiga negara bagian Australia dikunci, risiko kesehatan bagi warga New Zealand dari kasus-kasus ini meningkat.
Negara bagian New South Wales, Australia, Kota Sydney berada telah melaporkan 136 kasus baru Covid-19 yang muncul secara lokal dalam 24 jam. Sementara Victoria, Kota Melbourne berada, mengumumkan 14 kasus baru selama periode yang sama dan Australia Selatan melaporkan satu kasus baru.
Perdana Menteri New South Wales, Gladys Berejiklian, mengatakan akan meminta pemerintah federal untuk menyediakan lebih banyak vaksin Pfizer yang dialokasikan ke negara bagian untuk digunakan di barat dan barat daya Sydney, yang keduanya saat ini menjadi hotspot virus.
Pertukaran trans-Tasman bebas karantina (biasanya disebut sebagai travel bubble) dimulai antara kedua negara pada bulan April.
Sekitar setengah dari populasi Australia, sekitar 13 juta orang, sekarang berada di bawah semacam penguncian karena negara itu berupaya membendung penyebaran varian Delta yang sangat menular di tengah peluncuran vaksinasi yang lambat.
Peraturan bervariasi dan selalu berubah dari satu negara bagian ke negara bagian lainnya di Australia. Orang-orang yang melanggar aturan lockdown termasuk pria yang menyelinap keluar dari karantina hotel dengan sprei dan dua orang berjemur telanjang yang mengklaim mereka melarikan diri dari rusa akan didenda, ditangkap bahkan dideportasi.
Sementara itu, Australia baru-baru ini mengurangi separuh batas kedatangan internasionalnya. Pada minggu 14 Juli, hanya sekitar 3.000 orang per hari diizinkan terbang ke Australia, turun dari sekitar 6.000.
Menurut Departemen Luar Negeri dan Perdagangan, ada sekitar 34.000 warga Australia yang diidentifikasi terjebak di negara asing dan tidak bisa pulang.
(msl/ddn)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!