Dilindungi RI, Agama Bahai Masuk Indonesia Sejak Zaman Batavia

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Dilindungi RI, Agama Bahai Masuk Indonesia Sejak Zaman Batavia

Johanes Randy Prakoso - detikTravel
Jumat, 30 Jul 2021 16:23 WIB
Agama Bahai viral usai Menteri Agama Yaqut Cholil mengucapkan selamat Hari Raya Naw Ruz dalam sebuah video. Begini profil agama tersebut.
Foto: Getty Images
Jakarta -

Agama Bahai atau Baha'i tengah jadi perbincangan di Indonesia. Sejarahnya, agama yang satu ini telah masuk Indonesia sejak masih zaman Batavia.

Agama Bahai jadi sorotan publik usai sebuah potongan video Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengucapkan selamat Hari Raya Nauruz 178 EB viral di media sosial. Video itu jadi perbincangan karena agama Baha'i jarang dikenal publik.

Bahai sendiri bermakna pengikut ajaran kemuliaan. Agama ini memiliki kitab suci bernama Aqdaz, serta memperingati Hari Raya Nauruz atau tahun baru setiap tanggal 21 Maret.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di Indonesia, perjalanan agama Bahai ternyata telah cukup lama. Dikutip detikTravel dari situs resminya di Indonesia, Jumat (30/7/2021), agama itu diketahui telah masuk sejak tahun 1800-an.

Rumah ibadah umat Baha'i (Dok. Bahai.id)Rumah ibadah umat Baha'i (Dok. Bahai.id)

Besar di India, agama Bahai masuk ke Indonesia melalui Jamal Effendi yang melakukan perjalanan dari India ke negara-negara Asia Tenggara. Tak sendiri, ia didampingi oleh sosok lain bernama Sayyid Mustafa Rumi.

ADVERTISEMENT

"Pada sekitar tahun 1884-85, mereka meninggalkan usaha dagang mereka di Burma dan kembali melakukan perjalanan ke India. Dari sini mereka melanjutkan perjalanan ke Dacca (sekarang dikenal dengan nama Dhaka, ibu kota Bangladesh), kemudian ke Bombay dan setelah tinggal di sana selama tiga minggu, mereka pergi ke Madras.

Dari Madras, mereka berlayar ke Singapura ditemani dua orang pelayan yaitu Shamsu'd-Din dan Lapudoodoo dari Madras. Setelah mendapatkan ijin untuk berkunjung ke Jawa, mereka tiba di Batavia (Jakarta), dimana mereka ditempatkan di pemukiman Arab, Pakhojan (Pekojan)," bunyi informasinya.

Adapun kehadiran mereka di Batavia telah mendapat restu dari Pemerintah Hindia Belanda kala itu. Namun, mereka hanya diperkenankan untuk mengunjungi kota-kota pelabuhan saja.

Dari Batavia, mereka juga berkunjung ke Surabaya dan sepanjang garis pantai. Mereka juga singgah di pulau Bali dan kemudian Lombok.

Dari Lombok, mereka melanjutkan perjalanan ke Makassar. Selain bertamu, rombongan Sayyid Mustafa Rumi juga mengadopsi dua anak asli Suku Bugis bernama Nair dan Bashir.

Perjalanan pun kembali mereka lanjutkan ke Bone, Surabaya hingga kembali ke Batavia. Dari Batavia, mereka kembali ke Singapura dan bertandang ke negara lainnya.

Fakta menarik lainnya, rumah ibadah Bahai mencerminkan tujuan dasar agama Bahai yang mendorong kesatuan umat manusia dan mencerminkan keyakinan akan keesaan Tuhan.

Rumah Ibadah ini dipersembahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan sebagai tempat terbit pujian kepada Tuhan. Rumah ibadah Bahai merupakan sumbangan masyarakat Bahai bagi seluruh umat manusia, termasuk semua pemeluk agama yang berbeda-beda.




(rdy/ddn)

Hide Ads