Balai Arkeologi Papua Temukan Jalan Arwah, Begini Penampakannya

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Balai Arkeologi Papua Temukan Jalan Arwah, Begini Penampakannya

Hari Suroto - detikTravel
Senin, 02 Agu 2021 11:47 WIB
Jalan Arwah di Papua
Jalan Arwah di Papua. Foto: Hari Suroto
Jakarta -

Kabar baik datang dari Papua. Peneliti Balai Arkeologi Papua berhasil menemukan jalan arwah yang berasal dari zaman megalitikum.

Penelitian yang dilakukan Balai Arkeologi Papua di Situs Khulutiyauw, Kampung Abar, Distrik Ebungfauw, Kabupaten Jayapura menemukan jalan arwah berupa struktur batu yang disusun satu lapisan, memanjang pada permukaan lereng dari kaki bukit hingga puncak bukit.

Puncak Bukit Khulutiyauw berada pada 90 meter di atas permukaan laut. Jalan arwah ini memiliki panjang 30 meter dengan lebar 2 meter. Jalan arwah terletak pada sisi selatan Bukit Khulutiyauw.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jalan arwah ini merupakan peninggalan masa megalitik. Pada masa prasejarah, jalan arwah ini berkaitan dengan religi. Jalur ini berfungsi sebagai media perjalanan arwah dari dunia manusia yang digambarkan sebagai dunia bawah yang ada di kaki bukit menuju puncak bukit sebagai dunia atas yang dianggap suci atau sakral.

Pada masa prasejarah, tempat yang tinggi seperti puncak bukit merupakan tempat bersemayamnya roh nenek moyang atau tempat tinggal dewa-dewa.

ADVERTISEMENT

Sangat menarik bahwa jalan arwah ini mengarah ke Gunung Cyclops yang ada di sebelah utara Danau Sentani. Selain batu yang disusun, pada struktur jalan arwah ini juga ditemukan pecahan-pecahan gerabah berdinding tebal.

Gerabah berdinding tebal ini merupakan tempayan. Tempayan berfungsi sebagai wadah untuk menyimpan air. Jika dikaitkan dengan konteks jalan arwah, diperkirakan gerabah ini berkaitan dengan upacara religi di situs Khulutiyauw.

Puncak Bukit Khulutiyauw paling tinggi terdapat peninggalan megalitik berupa menhir dan papan batu. Papan batu ini orientasi arahnya ke matahari terbit. Hal ini berkaitan dengan matahari sebagai sumber kehidupan dan penguasa kehidupan manusia sehingga perlu disembah.

---

Artikel ini dibuat oleh Hari Suroto dari Balai Arkeologi Papua dan diubah seperlunya oleh redaksi.




(pin/pin)

Hide Ads