Malioboro Sepi Pengunjung, PKL Jualan Online

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Malioboro Sepi Pengunjung, PKL Jualan Online

Heri Susanto - detikTravel
Rabu, 04 Agu 2021 19:57 WIB
Sejumlah ruas jalan di Kota Jogja ditutup selama penerapan PPKM Darurat. Terutama untuk mencegah kerumunan di kawasan wisata Jalan Malioboro dan sekitarnya.
Foto: Malioboro (PIUS ERLANGGA)
Jakarta -

Pelonggaran pada PPKM Level 3-4 saat ini membuat Malioboro tak ramai pengunjung. Selama tiga hari sejak pembukaan akses ke Malioboro dari Jalan Abu Bakar Ali, tak ada pengunjung yang membeli dagangan PKL.

Ketua Koperasi Tri Dharma Rudiarto saat mendapatkan dana hibah dari Dana Keistimewaan (Danais) mengaku, anggotanya ada yang sudah mencoba berjualan sejak Senin (2/8) lalu sampai hari ini (4/8), namun tidak ada pembeli.

"Khusus Malioboro, kami berharap akses jalan masuk bisa dibuka. Karena kita tahu, komunitas di Malioboro sudah divaksin kedua. Nanti, di gate (pintu masuk) pengunjung bisa dicek kartu vaksinasinya," kata Rudiarto, di hadapan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dan pejabat di DIY saat menerima dana hibah dari Danais, di Kompleks Kepatihan, Kantor Gubernur DIY, Rabu (4/8/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Rudi mengungkapkan, selama sebulan libur, anggotanya saat ini sudah banyak yang kehabisan modal. Sebab, modal untuk berjualan mereka gunakan untuk membeli makanan sehari-hari.

"Kami sebenarnya khawatir, bantuan sudah cair, sudah jalan, malah habis untuk konsumsi lagi (karena Malioboro sepi pengunjung)," jelasnya.

Presidium Kawasan Malioboro, Sujarwo menjelaskan, adanya viral PKL Malioboro yang jualan online merupakan wujud aspirasi jujur dari PKL. Hal tersebut mereka lakukan karena memang Malioboro sudah bisa dikatakan tidak ada pengunjung.

"Ini suara jujur dan apa adanya PKL Malioboro. Sesungguhnya, keistimewaan PKL di Malioboro, pada tempatnya. Terletak di kawasan wisata dan cagar budaya di Malioboro. Bukan pada produknya. Misal, orang makan gudeg di lesehan Malioboro, bukan karena gudegnya. Tapi lebih karena lesehan Malioboro-nya," katanya.

Makanya, dengan adanya PKL yang berjualan online, lanjut Sujarwo, hal tersebut bentuk dari kegelisahan hati nurani. Karena, memang selama ini, PKL di Malioboro diuntungkan dengan daya magis ikon wisata di Yogyakarta tersebut.

Ketua Pemalni Slamet Santoso mengatakan, dalam kondisi PPKM saat ini, Malioboro sepi pengunjung. Tapi, dari catatannya, masih ada pengunjung meski sangat sedikit.

"Ada pengunjung Malioboro tapi jauh di bawah normal. Tidak sampai 500 pengunjung. Tapi, memang mereka tidak membeli," katanya.




(elk/elk)

Hide Ads