Protes Keras PPKM, Jogja Extoarium Lepaskan Satwa Peliharaan

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Protes Keras PPKM, Jogja Extoarium Lepaskan Satwa Peliharaan

Jauh Hari Wawan S - detikTravel
Jumat, 06 Agu 2021 09:37 WIB
Jogja Extoarium Lepas Satwa
Foto: Jogja Extoarium lepaskan satwa (Jauh Hari Wawan S/detikcom)
Sleman -

Sejumlah satwa Jogja Exotarium Sendangadi, Mlati, Sleman yang biasanya di dalam kandang, dilepasliarkan di Lapangan Puspowarni sebagai bentuk protes PPKM.

Ada kuda, kambing, ular, kelinci, kalkun, iguana, kura-kura dan lainnya dilepaskan secara bersamaan. Oleh pemiliknya, satwa itu sengaja dilepaskan untuk mengkritisi kebijakan pemerintah terkait pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang diperpanjang hingga 9 Agustus mendatang.

Owner Jogja Exotarium Akbar Taruna mengatakan, aksi melepaskan satwa ini sebagai bentuk protes atas kebijakan PPKM yang diberlakukan selama satu bulan. Akibat kebijakan itu, kebun binatang mini ini tak ada pemasukan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pemasukan kami hanya mengandalkan tiket Rp 35 ribu sekali masuk untuk pakan satwa. Karena ditutup, pemasukan nggak ada, terpaksa membuka donasi," kata Akbar dihubungi wartawan, Kamis (5/8/2021).

Aksi tersebut digelar simbolik. Tidak semua hewan dilepaskan. Hanya beberapa satwa saja seperti kuda, ular, iguana dan kura-kura.

ADVERTISEMENT
Jogja Extoarium Lepas SatwaJogja Extoarium Lepas Satwa Foto: Jauh Hari Wawan S/detikcom

Menurut Akbar, aksi seperti ini merupakan kali pertama gelar. Dia mengatakan selama 1,5 tahun pandemi kondisi wisata di Sleman terpuruk.

"Mulai bangkit dan bisa bertahan pasca new normal, Januari hingga Juni. Selama beroperasi mereka masih mengandalkan uang tabungan," ungkapnya.

Jogja Exotarium merupakan tempat wisata edukasi dan outbond yang menyediakan mini zoo. Total ada 350 ekor satwa yang harus dirawat. Akan tetapi, selama masa PPKM ini biaya operasional membengkak. Pihaknya juga mulai memutar otak untuk menggaji karyawan.

"Biaya operasional sebulan Rp 100 juta, Rp 35 juta untuk biaya pakan satwa. Sisanya pemeliharaan lingkungan, gaji karyawan dan lainnya. Ini sudah tidak bisa tercover," katanya.

Akbar melanjutkan pihaknya mengurangi jumlah karyawan dari 60 menjadi 30 orang. Selain itu mengurangi biaya pakan satwa kijang dan kambing dengan cara mengumbar ternak di tanah lapang untuk merumput.

"Jika nanti PPKM diperpanjang terus, ya kami akan surati dinas, sampai pemerintah atas. Bagaimanapun caranya, pemerintah harus memberikan bantuan sebagai konsekuensinya," pungkasnya.




(wsw/wsw)

Hide Ads