Dunia penerbangan termasuk yang paling terimbas pandemi. Serikat karyawan Garuda Indonesia pun ikut mengkritisi harga tes Swab PCR yang lebih mahal dari tiket.
Di tengah pandemi, hasil tes negatif COVID-19 kerap jadi syarat untuk bepergian. Hanya untuk dunia penerbangan, biaya lebih membengkak karena ada kewajiban untuk tes Swab PCR yang biayanya paling mahal.
Koordinator Sekber Serikat Karyawan PT Garuda Indonesia Tomy Tampatty mengatakan harga tes swab PCR yang tinggi menjadi salah satu pertimbangan para penumpang pesawat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terlebih, ada beberapa rute penerbangan yang lebih murah dibanding harga tes swab PCR. Oleh karena itu, jumlah penumpang pesawat terus menurun.
"Hal ini menjadi salah satu penyebab menurunnya tingkat isian penumpang pesawat secara signifikan," ujar Tony dalam keterangan tertulis seperti dilihat detikTravel, Jumat (6/8/2021).
Lebih lanjut Tony mengungkapkan kebijakan tes PCR bagi penumpang pesawat adalah aturan diskriminatif. Pasalnya, berdasar Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 27 Tahun 2021, diatur bahwa penumpang transportasi umum selain pesawat hanya diwajibkan membawa tes negatif antigen.
"Perlakuan ini terkesan ada diskriminasi, padahal sesungguhnya pengguna transportasi udara memiliki waktu tempuh yang jauh lebih singkat. Dan penumpang lebih nyaman karena kami telah menerapkan protokol kesehatan dan HEPA filter," sambung dia.
Oleh karena itu, Tonny meminta Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian untuk meninjau kembali aturan soal diwajibkannya penumpang pesawat untuk membawa tes negatif PCR.
Tomy meminta agar dokumen kesehatan yang dapat dibawa oleh penumpang pesawat adalah tes negatif antigen yang sampelnya diambil sehari sebelum keberangkatan.
Dia berharap pemerintah melibatkan pengamat penerbangan dalam membuat aturan penerbangan.
"Kami karyawan Garuda Indonesia siap membantu pemerintah jika dibutuhkan," kata Tomy
(rdy/fem)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol