Andong di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah tetap bertahan dari hantaman pandemi COVID-19. Kusir andong pun bercerita sehari sempat pernah tidak mendapatkan penumpang sama sekali.
Andong hingga kini masih ditemui di kawasan GOR Bung Karno, Kudus. Sejumlah andong pun masih beroperasi untuk berkeliling memutari Kota Kudus.
Pantauan di lokasi hingga kini masih ada sekitar tujuh andong. Mereka beroperasi saat akhir pekan, Sabtu dan Minggu. Andong-andong tersebut menjajakan kepada penumpang untuk mengelilingi Kota Kudus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu kusir andong, Dedi Susanto (58) mengatakan meski pandemi Corona dia memilih untuk tetap bertahan menjadi kusir andong. Dedi mengaku sudah menjadi kusir andong sejak dirinya masih sekolah dasar.
Menurutnya penumpang yang biasanya merupakan keluarga berkeliling kota Kudus menurun drastis. Apalagi kondisi tengah pandemi COVID-19.
"Kondisi saat ini berkurang, hari biasa banyak sekitar Rp 200 ribu bisanya Rp 150 100 ribu. Biasanya Sabtu dan Minggu sama tanggal merah. Selain itu libur di rumah," ungkap Dedi ditemui di lokasi, Sabtu (7/8/2021).
![]() |
Menurutnya andong di kawasan GOR Bung Karno Kudus ada tujuh unit. Biasanya andong tersebut mencari penumpang anak-anak dan keluarga. Andong tersebut kemudian berkeliling kota Kudus.
"Biasanya itu keliling kota Kudus. Sekali Rp 10 ribu. Kalau charter 50 ribu. Berupa lima orang," jelas Dedi.
Dedi mengatakan meski penumpang berkurang karena pandemi kusir andong memilih tetap bertahan untuk mencari nafkah bagi keluarga di rumah.
"Sekarang sukar (susah) penumpang. Di pasar sepi saya geser sini, saya buat anggota di GOR teman teman buat paguyuban di sini tahun 1990. Peminat agak mending lah ada sedikit-sedikit ada," ucap Dedi.
Senada juga dirasakan oleh kusir andong lainnya Chumaidi (57). Dia memilih tetap mencari penumpang saat pandemi virus Corona. Dijelaskan biasanya sehari ada belasan penumpang, namun kini menurun tajam. Bahkan dia mengaku sehari sempat tidak mendapatkan penumpang sama sekali.
"Biasanya dua sampai tiga orang. Ada Corona ya sepi, ini masih jalan kerjalah daripada dedaknya tekor (rugi) gitu, karena makannya tumbas (beli)," ujarnya.
![]() |
Chumaidi menjelaskan dulunya menjadi kusir andong di Pasar Kliwon dan sempat di terminal wisata bakalan krapyak. Namun di terminal wisata tersebut sudah ditutup lama. Hingga akhirnya menjadi kusir andong di kawasan GOR Bung Karno Kudus.
"Dulu saya di Pasar kliwon terus pindah di terminal wisata Bakalan Krapyak di sana ditutup setahun akhirnya pindah di sini. Sudah tua mau kerja apalagi ya mending kerja jadi ini," ungkapnya.
Dia kini pun harus tetap bekerja menjadi kusir andong. Pendapatan yang didapatkan sehari pun tidak pasti.
"Rp 150 ribu sampai Rp 200 ribu, kadang Rp 200 ribu sampai pernah tidak ada penumpang ya ada," jelas Chumaidi.
Chumaidi pun berharap agar pandemi virus Corona segera hilang. Sehingga kondisi kembali normal lagi.
(pin/pin)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol