Pantai Balongan Indah (Bali) Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, menjadi sorotan setelah pihak pengelola dan pedagangnya mengibarkan bendera putih. Sebab, selama pemerintah menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Pantai Bali Indramayu tutup total.
Kondisi demikian berimbas pada biaya pemeliharaan pantai. Tak hanya itu, pedagang juga ketar-ketir dengan kelangsungan hidupnya. Sebab, mayoritas pedagang hanya menggantungkan hidupnya dari wisatawan yang berkunjung ke Pantai Bali Indramayu.
detikcom pun mengunjungi Pantai Bali Indramayu, salah satu pantai tersohor di wilayah Pantura Jawa Barat. Sensasi pantura tentu berbeda dengan pantai selatan. Warna pasir pantura coklat dan gelombang air laut yang tak sebesar selatan. Pantai Bali Indramayu merupakan destinasi favorit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak sedikit keluarga yang memilih berlibur di Pantai Bali Indramayu. Sebab, pengelola mendorong agar Pantai Bali Indramayu menjadi wisata ramah anak. Pengunjung juga tak hanya bermain pasir pantai. Pengelola menyediakan segala fasilitas, seperti taman bermain anak, spot swafoto, keliling pantai dengan perahu nelayan, dan lainnya.
![]() |
Pengelola Pantai Balongan Indramayu Akso Surya Darmawangsa mengaku telah berbenah selama PPKM darurat hingga berlevel. Pengelola dan pedagang Pantai Bali Indramayu sempat melaksanakan aksi bersih-bersih. Sejumlah sarana pun telah disiapkan untuk menyambut kembali kunjungan wisata, jika pemerintah telah melonggarkan aktivitas wisata ke depannya. Sekadar diketahui, saat ini pemerintah masih menerapkan PPKM hingga 9 Agustus mendatang.
"Kalau memang nanti dilanjut lagi (PPKM), ya kami harapannya ada kelonggaran. Karena di Pantai Bali ini ada 20 PKL, dan tujuh pedagang yang tidak memiliki kios," kata Akso saat berbincang dengan detikcom, Sabtu (7/8/2021).
"Kalau bisa dilonggarkan seluas-luasnya. Tentunya agar PKL dan pelaku wisata lainnya bisa menghidupi keluarganya. Selama ini mereka menggantungkan hidup dari wisata," kata Akso menambahkan.
Akso mengaku kelimpungan untuk membiayai pengelola Pantai Bali Indramayu semenjak pandemi. Uang kas pengelolaan pantai telah terkuras. Di sisi lain, lanjut Akso, banyak pedagang pantai yang mengajukan pinjaman modal untuk menghidupi keluarganya. Namun, Akso mengaku tak bisa berbuat banyak.
"Banyak yang ingin pinjam modal kalau pantai dibuka lagi. Kas kita sendiri minus Rp 50 juta, itu bulan kemarin. Sekarang sudah tidak bisa ambil pinjaman lagi," kata Akso.
Pengelola dan pedagang hanya menggantungkan harapan untuk kelanjutan hidupnya pada keputusan pemerintah. "Kami hanya bisa bertahan sebulan lagi. Kalau nanti wisata tetap tutup," kata Akso menambahkan.
Saat ditanya mengenai tingkat kunjungan wisata, Akso mengaku selama pandemi tingkat kunjungan wisata di Pantai Bali Indramayu anjlok. Sebelum pandemi, dikatakan Akso, setiap akhir pekan lebih dari 1.000 wisatawan berkunjung ke Pantai Bali Indramayu.
"Sekarang pandemi kita kehilangan 80 persen dari 1.000 pengunjung itu. Harga tiket masuk terbilang murah hanya Rp 5.000. Rencana kita naikkan Rp 7.500," kata pria yang juga menjabat sebagai Ketua Asosiasi Pelaku Pariwisata Indramayu (APPI).
![]() |
Sementara itu, Umar salah seorang pedagang di Pantai Bali Indramayu mengaku kelompok menghidupi keluarganya. Umar berharap pemerintah tak memperpanjang PPKM.
"Ya pengennya dibuka lagi seperti dulu. Sekarang siapa yang mau beli, sedangkan penghasilan cuma dari sini (berjualan di pantai)," kata Umar.
"Dulu sebelum ada pandemi dan aturan dibatas-batasi kita bisa dapat Rp 100 ribu sampai Rp 200 ribu. Kalau lebaran dan libur panjang bisa jutaan," kata Umar.
(pin/pin)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!