Agen travel umroh masih gigit jari karena Arab Saudi belum membuka pintu untuk jemaah dari Indonesia. Ada harapan yang ditujukan untuk pemerintah.
Pengumuman dari Arab Saudi yang menyatakan membuka pintunya bagi jemaah asing menjadi harapan besar bagi agen travel di Indonesia. Tapi, rupanya bersama delapan negara lain, jemaah Indonesia belum diizinkan masuk ke sana.
"Sehingga, PR kita meminta negara kita untuk melakukan negosiasi agar dapat membuka akses masuk dari Indonesia direct ke Saudi Arabia," kata CEO Almultazam Group, Rizky Sembhada, kepada detikcom.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Agen travel juga meminta pemerintah untuk memudahkan regulasi pelaksanaan umroh saat bisa dijalankan nantinya. Rizky berkaca pada pelaksanaan umroh tahun lalu. Dia bilang umroh dilakukan dengan protokol kesehatan yang sangat ketat.
"Jangan menyulitkan regulasi seperti tahun-tahun kemarin, apa itu? Contoh karantina keberangkatan, karantina kepulangan itu akan memberatkan para kaum muslimin yang ingin berangkat umroh dan tentunya itu menyulitkan kami juga dalam recruitment," kata Rizky.
Selain itu, Rizky berharap agar pemerintah memberikan bantuan kepada agen travel umroh. Tanpa bisa masuk Arab Saudi, kantong uang agen travel umroh minus. Padahal, operasional agen travel tetap harus berjalan, termasuk membayar sewa gedung dan menggaji karyawan.
"Kendati sudah berangkat atau sudah dibuka tetap kita pasti perusahaan hampir semua perusahaan rata-rata saya yakin mereka mengalami minus keuangan, jelas," kata Rizky.
"Satu tahun setengah lebih perusahaan ini benar-benar stagnan ya tidak bergerak sama sekali dan sementara operasional terus jalan. itu pasti semua perusahaan travel merasakan dampak susahnya," Rizky menambahkan.
Rizky juga berharap pemerintah RI bisa meyakinkan Arab Saudi untuk nantinya membuka pintu bagi umat Islam yang menerima vaksin Sinovac dan Sinopharm. Boleh dibilang vaksin itulah yang sebagian diberikan kepada warga RI.
"Imbauan untuk saat ini adalah semua masyarakat Indonesia segera melakukan vaksin dan imbauan kepada pemerintah adalah melakukan negoisasi agar pemerintah Saudi mau menerima vaksinasi Sinovac dan Sinopharm," katanya.
Sebab, meski masyarakat sudah melakukan vaksin yang ditentukan pemerintah Indonesia, Arab Saudi belum bisa menerima vaksin tersebut. Sehingga ini juga akan kembali menyulitkan penyelenggara haji dan umroh beserta jemaah.
"Maka ada dua hal yang harus kita lakukan, pertama melakukan negoisasi kepada pemerintah Saudi dan memintanya agar menerima vaksin Sinovac dan Sinopharm ini dan kedua, ada alternatif kedua, masyarakat Indonesia yang sudah mendapatkan vaksin hendaknya melakukan vaksinasi tambahan atau booster dengan vaksinasi yang diterima," kata Rizky.
(elk/fem)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!