Sydney meningkatkan denda untuk pelanggar lockdown baru-baru ini. Kini denda mencapai Rp 50 jutaan.
Sydney memang sedang menghadapi lonjakan kasus virus Corona. Siapapun yang melanggar perintah tinggal di rumah atau berbohong soal penelusuran kontak terancam denda.
Dikutip dari Reuters, sebelumnya siapapun yang melanggar perintah karantina didenda 1.000 dolar Australia (sekitar Rp10,5 juta). Kini, warga yang melanggar aturan lockdown di Sydney dan daerah lain di New South Wales (NSW) harus membayar maksimal 5.000 dolar Australia (sekitar Rp 52,9 juta).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita harus menerima bahwa ini adalah situasi terburuk di New South Wales sejak hari pertama. Dan sayangnya, akibat dari itu, juga menjadi situasi terburuk di Australia," kata Perdana Menteri NSW Gladys Berejiklian.
Baca juga: Australia Perluas Lockdown |
Kasus penularan virus Corona lokal mencapai rekor 466 dalam 24 jam, melampaui rekor 390 kasus yang tercatat pada Jumat (13/8). Empat kematian dilaporkan pada Sabtu, sehingga selama wabah totalnya saat ini menjadi 42.
Diprediksi, Sydney bakal semakin sulit untuk mengakhiri lockdown sembilan pekan pada 28 Agustus sesuai rencana kendati pemerintah Sydney juga sedang menggeber vaksin.
"Kita akan melalui ini, namun September dan Oktober akan menjadi sangat sulit," kata Berejiklian.
Ratusan petugas keamanan tambahan akan dikerahkan pekan depan ke Sydney untuk membantu menegakkan aturan lockdown, karena otoritas mengkhawatirkan penyebaran virus ke sejumlah kota di daerah.
Perintah tinggal di rumah juga akan diterapkan pada Sabtu di daerah-daerah yang saat ini tidak menjalani lockdown. Selain itu, denda 3.000 dolar Australia (sekitar Rp 31,7 juta) akan dikenakan pada mereka yang masuk ke daerah tanpa surat izin.
Surat izin akan diberikan untuk alasan khusus, seperti pekerjaan resmi, inspeksi properti, atau perbaikan mendesak di rumah kedua.
"Denda tersebut adalah denda terbesar yang pernah saya lihat dan kami akan menerapkannya mulai hari ini," kata komisaris Mick Fueler di kepolisian NSW.
Dia bilang warga yang membawa keluarga berlibur ke tempat lain juga masuk dalam daftar pelanggaran. So, mereka juga bakal dikenai sanksi denda itu.
Di Victoria, otoritas melaporkan penambahan 21 kasus lokal, naik dari 15 sehari sebelumnya. Ibu kota negara bagian itu, Melbourne, tengah menjalani lockdown pekan kedua.
Meski mengalami lonjakan, kasus COVID-19 di Australia masih jauh lebih rendah dibandingkan banyak negara maju lainnya. Hingga saat ini, total kasus di negara itu mencapai 38.600 lebih dengan 952 kematian.
Baca juga: Sydney Dihajar Gelombang Pandemi Terburuk |
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol