Pengelolaan sampah menjadi persoalan yang tak ada habisnya. Kepedulian masyarakat menjadi kunci dalam pengendalian sampah.
Menurut hasil riset BPS pada tahun 2018, salah satu tantangan terbesar adalah perilaku masyarakat yang masih acuh dengan pengelolaan sampah. Sebanyak 72 persen masyarakat tidak peduli dengan sampah.
"Urusan sampah memang lekat dengan urusan perilaku, saya sampaikan urusan sampah 60 70 persen itu adalah urusan perilaku, selebihnya urusan teknologi atau yang lainnya. Jadi, ini menjadi kunci," kata Kepala Sub Direktorat Barang dan Kemasan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Ujang Solihin Sidik dalam Webinar Nasional 'Merdeka dari Sampah', Rabu (18/8/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tingkat kepeduliannya (masyarakat) masih rendah dalam urusan sampah ini," tambahnya.
Sementara itu, produksi sampah plastik semakin banyak. Jadi dalam situasi ini dibutuhkan kebijakan dari pemerintah dan perubahan perilaku yang luar biasa dari masyarakat.
"Jadi diperkirakan kalau tidak ada kebijakan luar biasa, tidak ada aturan luar biasa, perubahan perilaku yang luar biasa yang kita lakukan, maka mungkin di tahun 2050 maka sampah plastik kita komposisinya semakin besar," ungkapnya,
Menurut data, saat ini sampah plastik angkanya berada di 17-18 persen dari keseluruhan sampah. Padahal 10 tahun sebelumnya, angkanya di 10-11 persen.
"Bayangkan dalam 10 tahun naiknya sudah luar biasa," kata Ujang.
Bahkan, di beberapa kota besar seperti Surabaya, sampah plastik telah mencapai angka 22 persen dari sampah di Surabaya. Untuk itu, harus ada upaya yang dilakukan dalam persoalan sampah di Indonesia.
"Kalau tidak ada upaya yang dilakukan bersama akan semakin banyak sampah plastik yang menjadi persoalan kita," tambah Ujang.
(elk/ddn)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol