Perebutan Takhta di Kasepuhan Cirebon Tak Berimbas ke Wisata Gua Sunyaragi

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Perebutan Takhta di Kasepuhan Cirebon Tak Berimbas ke Wisata Gua Sunyaragi

Sudirman Wamad - detikTravel
Jumat, 20 Agu 2021 13:42 WIB
Gua Sunyaragi Cirebon
Taman Wisata Air Gua Sunyaragi Cirebon (Sudirman Wamad/detikcom)

Raden Rahardjo, pria keturunan Sultan Sepuh XI Radja Jamaludin Aluda Tajul Arifin yang sempat membetot perhatian publik dengan menggembok Keraton Kasepuhan Cirebon pada 2020, dilantik sebagai Sultan Sepuh Aloeda II. Pelantikan atau jumenengan Rahardjo sebagai sultan digelar tertutup.

Rahardjo dinobatkan sebagai Sultan Sepuh Aloeda II oleh keluarga besarnya. Penobatan Rahardjo sebagai Sultan Sepuh Aloeda II digelar sehari setelah peringatan Hari Kemerdekaan, 18 Agustus.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penobatan Rahardjo sebagai sultan ini menjadi bukti bahwa polemik yang terjadi atau perebutan takhta di Keraton Kasepuhan Cirebon masih terjadi. Sebab, Pangeran Raja Adipati (PRA) Luqman Zulkaedin pada tahun lalu telah dinobatkan sebagai Sultan Sepuh XV Keraton Kasepuhan Cirebon.

ADVERTISEMENT
Keraton Kasepuhan CirebonKeraton Kasepuhan Cirebon Foto: (Sudirman Wamad/detikcom)

Prosesi jumenangan Luqman juga tidak lepas dari pro dan kontra. Penobatan Luqman sebagai PRA digelar pada 30 Agustus 2020, sebulan setelah ayahnya, Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadiningrat mangkat pada 22 Juli 2020.

Penganugerahan Luqman sebagai Putra Mahkota Keraton Kasepuhan Cirebon memunculkan polemik. Sejumlah pihak menolak Luqman untuk diangkat sebagai Sultan Sepuh XV menggantikan Sultan Kasepuhan XIV Cirebon PRA Arief karena bukan keturunan langsung dari Sunan Gunung Jati atau Syekh Syarif Hidayatullah.


(fem/fem)

Hide Ads