Kelompok Taliban diduga membakar sebuah taman hiburan di Sheberghan, Afghanistan. Padahal, beberapa hari sebelumnya, mereka terekam bermain bombom car di sana.
Dikutip dari Daily Stars, sebuah video menunjukkan para anggota Taliban, komplet dengan senjata di tangan, menikmati sejumlah wahana di Taman Hiburan Bokhdi yang berada di Shebergan. Mereka tertawa lepas di atas bombom car dan komidi putar.
Eh, setelah itu muncul video kalau terjadi kebakaran yang diduga adalah taman hiburan itu. Seorang pengguna Twitter menyebut itu adalah taman hiburan yang sama dengan tempat Taliban bermain bombom car dan komidi putar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: China dan Taliban yang Makin Mesra |
"Taman Hiburan Bokhdi dibakar oleh gerilyawan Taliban di Begha, Sheberghan. Alasannya, patung atau berhala di area publik adalah haram dalam Islam," begitulah cuitan akun twitter disertai video kebakaran di taman hiburan.
Kelompok Taliban memang telah menguasai Afghanistan. Setelah melancarkan serangan ke sejumlah ibu kota provinsi di Afghanistan, Taliban dengan mudah masuk ke Kabul, ibu kota Afghanistan pada Minggu (15/8) dan mengambil alih pemerintahan.
Dalam masa kekuasaannya, Taliban, kelompok yang berhaluan Islam konservatif, kerap dituding tidak mengindahkan hak asasi manusia (HAM). Pada 2001 pasukan Amerika Serikat (AS) beserta sekutunya mulai masuk ke negara itu setelah tragedi penyerangan World Trade Center (WTC) 9 September.
AS mengirimkan pasukan terbaik ke Afghanistan untuk berperang melawan Taliban. Dalam peperangan tersebut, Taliban tersingkir dan kekuasaan negara itu dipegang Presiden Hamid Karzai.
Peristiwa itu menjadi awal mula konflik antara Taliban dengan Afghanistan dan AS. Selama 20 tahun terakhir Taliban terus melakukan serangan yang diarahkan kepada pasukan keduanya dan mulai menguasai kembali wilayah-wilayah di negara itu.
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan