Sebanyak empat desa wisata di Bali terpilih dalam 100 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021. ADWI merupakan kompetisi desa wisata yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Keempat desa wisata dari Bali yang masuk 100 besar yakni Desa Wisata Carangsari di Kabupaten Badung, Desa Wisata Jatiluwih di Kabupaten Tabanan, Desa Wisata Tenganan Pagringsingan di Kabupaten Karangasem dan Desa Wisata Ekasari di Kabupaten Jembrana.
"Mereka terpilih delapan kemarin dari 300 besar dan (akhirnya) terpilih 100 (besar). Dari 100 (besar) ada empat desa wisata (dari Bali)," kata Ketua Forum Komunikasi Desa Wisata Provinsi Bali I Made Mendra Astawa saat dihubungi detikTravel, Minggu (22/8/2021).
Mendra menuturkan, Desa Wisata Ekasari di Kabupaten Jembrana masuk 100 besar sebagai desa wisata rintisan. Pembangunan desa wisata ini baru direncanakan baru direncanakan yang spiritnya datang dari masyarakat setempat. Desa wisata ini masih harus dibina sehingga nantinya dapat masuk kategori berkembang.
Kemudian Desa Wisata Carangsari di Kabupaten Badung masuk 100 besar ADWI 2021 dalam kategori berkembang dan Desa Wisata Jatiluwih sudah masuk dalam kategori mandiri. Sementara Desa Wisata Tenganan Pagringsingan di Kabupaten Karangsem masuk dari segi budaya.
"Nah inilah keempat desa wisata terpilih. Saya tidak tahu dasarnya apa, karena dari 100-an desa wisata (di Bali) yang ikut mereka yang terpilih pasti ada kriterianya," terang Mendra.
Namun menurut Mendra, banyak desa wisata hebat di Bali yang gugur untuk masuk ke 100 besar. Berbagai desa wisata itu seperti Desa Wisata Taro, Desa Wisata Penglipuran, Desa Wisata Pemuteran, Desa Wisata Sudaji dan Desa Wisata Pinge.
Mendra menuturkan, di Bali sebenarnya terdapat 179 desa wisata yang sudah memiliki surat keputusan dari bupati/wali kota. Dari 179 tersebut, sangat terbatas sekali desa wisata yang masuk dalam kategori mandiri.
Karena itu, pembangunan desa wisata di Bali ke depan dilakukan dengan menggali serta melestarikan semua aspek budaya dan kehidupan sosial masyarakat. Pembangunan ini diharapkan tidak berpikir 100 persen tentang pariwisata, tetapi berupaya untuk mengangkat usaha-usaha ekonomi kreatif yang ada di desa.
"Itu (usaha ekonomi kreatif) dibantu dikemas, dipromosikan melalui sosial media dan lain-lain. Ketika produk itu sudah dikenal, mereka (wisatawan) akan datang sendiri ke desa itu. Itulah yang disebut dengan berwisata," terang Mendra.
Simak Video "Video: Tampang Pelaku Pembunuhan Wanita Driver Online di Bali"
(rdy/rdy)