Sertifikasi CHSE Jadi Prasyarat Dibukanya Wisata Kuningan

Bima Bagaskara - detikTravel
Senin, 23 Agu 2021 17:45 WIB
Foto: (Bima Bagaskara/detikcom)
Kuningan -

Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Kuningan terus mendorong pengelola objek wisata untuk segera bisa mendapat sertifikasi CHSE (cleanliness, health, safety and environment sustainability).

Pasalnya hingga saat ini objek wisata di Kuningan yang telah mendapat sertifikasi CHSE dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tersebut masih sedikit jumlahnya.

Kepala Disporapar Kabupaten Kuningan Toto Toharudin mengatakan masih banyak pengelola wisata yang mengalami kendala saat melakukan pendaftaran CHSE yang dilakukan secara online.

"Karena sistem pendaftaran online teman-teman di lapangan masih mengalami kendala. Padahal sertifikasi CHSE ini prasyarat dibukanya wisata di Kuningan jadi kami menerapkan SOP kepada pengelola wisata boleh dibuka dengan syarat harus sudah memiliki sertifikat CHSE," kata Toto di kantornya, Senin (23/8/2021).

Menurutnya dari jumlah 60 objek wisata dengan klasifikasi tata kelola baik di Kuningan, kurang dari 20 persen diantaranya yang sudah mendapat sertifikasi CHSE.

Untuk itu pihaknya terus mendorong para pengelola wisata agar segera mendaftar untuk mendapat sertifikasi CHSE tersebut.

"Total objek wisata di Kuningan banyak tapi masih ada yang klasifikasi rintisan, berkembang dan tata kelola baik. Namun yang terakhir ini sekitar 60an, dari jumlah itu masih sedikit yah masih di bawah 20 persen," ujar Toto.

"Kita dorong terus dan sekarang mulai banyak yang mendaftar. Kemarin pasca dibukanya kembali wisata di Kuningan kita terus ingatkan pengelola agar mendaftar karena ini tidak bisa diwakilkan harus oleh pengelolanya," lanjutnya.

Sementara itu Kabid Destinasi Wisata Disporapar Kabupaten Kuningan Ritto Riswanto menambahkan, sertifikasi CHSE sangat penting dimiliki oleh pengelola objek wisata untuk menjamin wisatawan yang datang berkunjung.

"Ini penting sebagai jaminan bahwa tempat wisata di Kuningan bersih, aman, lingkungan terjaga dan memperhatikan aspek kesehatan. Syarat yang mendasar juga pengunjung dan pengelola harus sudah divaksin," singkatnya.

Terpisah Ivan Sofyan selaku auditor CHSE wilayah Jawa Barat mengungkapkan program tersebut merupakan salah satu upaya dari Kemenparekraf untuk mendorong sektor usaha pariwisata bisa bangkit di tengah pandemi COVID-19.

"Ini program Kemenparekraf yang tujuannya mendorong usaha di sektor wisata untuk tumbuh lagi. Kemudian menjamin pengunjung yang datang bahwa usaha di sektor wisata ini sudah aman untuk dikunjungi sesuai konsep CHSE," ujar Ivan.

Untuk tahun ini menurut Ivan ada 15 objek wisata yang telah mendaftar untuk mendapatkan sertifikat CHSE. Dari jumlah itu, ada lima objek wisata yang telah dinyatakan lolos sertifikasi CHSE.

"Sampai hari ini ada 15 yang mendaftar CHSE, yang sudah di audit ada enam dan lima diantaranya lolos CHSE. Lima itu ada J&J, Zam-zam Pool, Cibulan, Balong Dalem dan Balong Cigugur. Kalau tahun kemarin ada tiga yang lolos, Tenjo Layar, Sangkan Park dan Waduk Darma," tutup Ivan.



Simak Video "Video Keluhan Warga soal Kabel Semrawut di Kuningan"

(sym/sym)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork