Cagar budaya situs Ngloram Di Desa Ngloram, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora diyakini merupakan peninggalan era kerajaan Lwauram (Ngloram ejaan sekarang).
Meski sudah terdaftar sebagai situs cagar budaya yang dilindungi, tapi kondisi di lapangan sangat memprihatinkan dan tak terawat serta terasa tintrim atau menakutkan. Pantauan detikTravel di lapangan, Kamis (26/8/2021), tidak ada papan informasi terkait cerita sejarah situs tersebut. Tidak ada pagar pembatas di pinggir area situs, dan juga tidak ada lampu penerangan di malam hari.
"Hanya ada papan nama bertuliskan budaya situs Ngloram di pinggir jalan. Terkait papan informasi sejarah situs belum ada, juga belum ada lampu penerangan dan belum ada pagar pembatas disitus," kata Beni Diro Susanto, Kepala Desa Ngloram saat dihubungi detikTravel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diro berharap adanya perhatian khusus dari Pemkab Blora untuk menata situs sejarah di desanya. Mengingat hal itu merupakan tinggalan sisa sejarah yang penting dan harus dijaga.
"Saya berharap ada perhatian khusus dari pemkab untuk menata situs Ngloram menjadi destinasi wisata sejarah atau religi yang layak untuk dikunjungi. Terlebih tidak jauh dari lokasi juga ada Bandara Ngloram, yang diharapkan akan ada banyak kunjungan wisata jika ditata dengan baik," tuturnya.
![]() |
Diro menjelaskan, untuk kebersihan sehari - hari di lokasi itu terdapat juri kunci yang bertanggung jawab.
"Ada juri kuncinya. Juri kunci kita beri tanah garapan bengkok di desa sebagai timbal balik jasanya membersihkan dan menjaga situs itu," terangnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Slamet Pamuji mengatakan, plan atau rencana penataan di situs sudah ada dan tinggal diterapkan.
"Sebenarnya rencana penataan itu sudah ada. Tidak jauh dari sana juga ada situs Jipang. Nanti akan dijadikan dalam satu kawasan wisata sejarah atau religi. Orang datang ke sana kan bisa berkunjung ke dua tempat itu (Ngloram dan Jipang). Tinggal menunggu anggarannya. Mudah mudahan tahun depan bisa terealisasi," ungkapnya.
Diusung jadi situs wisata religi
Bupati Blora Arif Rohman juga mengatakan akan menata situs Ngloram sebagai destinasi wisata religi.
"Kebetulan di sana kan diyakini ada makan dari Sunan Ngudung yang merupakan ayah dari Sunan Kudus. Nanti akan ditata sebagai kawasan wisata religi," terangnya.
![]() |
Sebagai gambaran, situs ini berada pada lahan kosong yang terletak di pinggiran pemukiman penduduk dan areal persawahan. Tidak jauh dari Bandara Ngloram. Karena tak terawat, suasana di sana nampak tintrim atau menakutkan.
Di lokasi terdapat batu bata kuno yang berserakan dan bertumpuk di satu lokasi. Batu bata itu berukuran 20 x 30cm dengan tebal sekitar 4 cm. Bahkan di lokasi itu juga pernah ditemukan keramik serta peralatan perunggu yang kini temuan itu tersimpan di rumah artefak Blora.
Terpisah, Pamong Budaya Madya Balai Pelestari Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah Deni Wahyu Hidayat mengatakan, lokasi Situs Ngloram sudah dilakukan pendataan dan inventarisasi.
Deni bercerita, di dalam lokasi Situs Ngloram terdapat dua Punden. Oleh penduduk setempat disebut sebagai punden Nglinggo dan Punden Ngloram. Masih di lokasi yang sama terdapat satu makam yang diyakini makam dari Sunan Ngudung.
"Diduga lokasi tersebut merupakan bekas Kerajaan Ngloram yang dipimpin oleh Sri Aji Wora - Wari. Hal ini berdasarkan Prasasti Pucangan. Sekarang prasasti ini berada di Calcutta, India," terangnya.
Deni menambahkan, bahan utama dari situs-situs di Blora itu merupakan reruntuhan batu bata. Konsep dari komplek itu adalah bangunan berundak. Dimana halaman pertama adalah terletak paling rendah, selanjutnya halaman kedua dan ketiga.
(rdy/rdy)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol