Ketakutan terhadap China bukan tidak berdasar. China dalam beberapa tahun terakhir memperluas tindakan kerasnya terhadap Uighur di luar luar negeri.
China menggunakan strategi agresif untuk membungkam atau dalam beberapa kasus menahan dan mengembalikan mereka ke Xinjiang.
Data yang diterbitkan pada bulan Juni lalu dalam Proyek Hak Asasi Manusia Uighur menunjukkan, setidaknya 395 orang beretnis itu dideportasi, diekstradisi atau diadili sejak 1997.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
China mungkin mempertimbangkan strategi serupa dengan Taliban. Namun kerja sama itu tidak mungkin terjadi dalam beberapa hal karena Taliban memiliki hubungan bersejarah dengan gerilyawan Uighur.
Juli lalu China mengundang delegasi senior Taliban ke Tianjin. Kala itu Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, menyatakan harapan agar Taliban memainkan peran penting dalam proses perdamaian, rekonsiliasi dan rekonstruksi negara itu.
Sebaliknya, Taliban berjanji tidak akan mengizinkan siapa pun menggunakan tanah Afghanistan untuk melawan China. Berita ini tentu makin membuat komunitas Uighur semakin panik.
"Tapi kami lebih takut kepada China karena kami tidak bisa membayangkan situasinya," kata seorang Uighur di Mazar-i-Sharif.
Simak Video "Video: Momen Bulan Purnama Mencapai Titik Terendah di Langit China"
[Gambas:Video 20detik]
(bnl/ddn)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol