Wisata Sleman Susah Sinyal, Bagaimana Buka PeduliLindungi?

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Wisata Sleman Susah Sinyal, Bagaimana Buka PeduliLindungi?

Jauh Hari Wawan S - detikTravel
Jumat, 10 Sep 2021 08:43 WIB
Candi Ijo di Sleman
Candi Ijo, salah satu kawasan susah sinyal di Sleman. (Andik Setiawan/d'traveler)
Sleman -

Penerapan aplikasi PeduliLindungi untuk destinasi wisata di Sleman menyisakan PR. Sebabnya, beberapa destinasi wisata blank spot alias tidak terjangkau sinyal.

Kepala Dinas Pariwisata Sleman Suparmono mengatakan Bupati Sleman telah mengirimkan surat kepada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (kemenparekraf) untuk mencari solusi masuk kawasan wisata. Usulan pemkab Sleman, pengunjung bisa berwisata dengan menunjukkan kartu vaksin di destinasi wisata yang blank spot.

"Tapi untuk di surat Bupati kemarin kepada Pak Menteri (Parekraf) kan tetap ada klausul kalau daerah-daerah yang blank spot tetap boleh diperbolehkan pakai kartu vaksin dulu. Menunjukkan kartu vaksin. Permohonan kita seperti itu," kata pria yang akrab disapa Pram saat dihubungi wartawan, Jumat (10/9/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pram menyampaikan destinasi blank spot terutama ada di lereng Merapi, dan di Prambanan.

"Di beberapa lereng Merapi, Kali Adem itu blank spot, Turgo. Kemudian, Candi Ijo (Prambanan).

ADVERTISEMENT

Tidak adanya sinyal itu bisa menjadi masalah berbeda bagi masing-masing wisatawan. Sebabnya, beda povider daya jangkau sinyal juga berbeda.

"Tapi, masalahnya tidak sekadar blank spot. Kadang, providernya, yang katakanlah di Cangkringan atas itu, tidak semua provider di situ sinyalnya bagus. Hanya satu provider yang bagus yang lain enggak. Itu kan juga ganggu proses itu," dia menjelaskan.

Ia pun berharap ke depan ada jalan keluar untuk mengatasi permasalahan ini.

"Ya itu saya rasa menjadi tugas pemerintah untuk gimana caranya agar ada jalan keluar. Tapi jalan keluar sekarang yang kita mintakan dengan Kementerian ya pakai kartu vaksin dulu," dia menegaskan.

Sementara itu, Tenaga Ahli Menteri Kominfo Bidang Komunikasi & Media Massa, Devie Rahmawati, mengatakan sampai saat ini PeduliLindungi telah diunduh oleh 39,8 juta pengguna sebagai fitur skrining di fasilitas publik.

"Sampai 8 September 2021, fitur ini telah digunakan sebagai akses masuk dan keluar di 4.637 titik lokasi di antaranya di 100 stasiun, 254 gedung, 1.349 lokasi perkantoran dan industri, ada 256 hotel, pusat perbelanjaan, 960 restoran dan sebagainya," kata Devie dalam dialog daring Komite Penanganan COVID -19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional.

Ia menjelaskan seiring dengan adanya pembukaan terbatas pada beberapa sektor, layanan PeduliLindungi akan diperluas lagi.

"Titik layanan itu akan diperluas seiring dengan pembukaan secara bertahap untuk enam sektor prioritas, pertama perdagangan, pariwisata, transportasi, pendidikan, keagamaan, dan perkantoran pabrik," dia menjelaskan.

Ia mengklaim secara umum masyarakat merespon baik dengan kehadiran aplikasi PeduliLindungi. Menurutnya, kehadiran aplikasi ini bukan untuk membuat repot masyarakat. Justru sebaliknya, yakni bisa membantu masyarakat dalam memantau kondisi Covid di daerah yang dikunjungi.

"Tentu tidak (membuat susah masyarakat). Ini tujuannya untuk memastikan warga punya semacam pelindung diri. Dengan aplikasi ini, pengguna bisa mudah mengetahui kira-kira tempat yang didatangi aman, atau lokasi yang didatangi dalam zona apa," kata dia.

Halaman 3 dari 2
(fem/fem)

Hide Ads