Selama pandemi kamp ini mencoba menghasilkan pendapatan dengan menjual kopi merek sendiri. Adanya 71 gajah yang hidup di sana membantu pemilik kamp dengan mengembangkan kotoran mereka sebagai pupuk organik yang dipasarkan.
Tak hanya itu, taman konservasi ini juga tetap berdedikasi untuk merawat gajah yang sakit dan tua. Mereka tidak di rantai dan dikendarai, sehingga bisa berjalan bebas di alam.
"Beberapa pecinta gajah yang tidak dapat berkunjung telah berbaik hati untuk mengadopsi gajah melalui situs web kami. Mereka menerima pembaruan bulanan tentang kesejahteraan gajah pilihan mereka," ucapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Simak Video "Video: Harimau Emas Curi Perhatian Pengunjung di Thailand"
[Gambas:Video 20detik]
(bnl/ddn)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol