Lembah Panjshir yang Perkasa Itu Jadi Kota Hantu Kini

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Lembah Panjshir yang Perkasa Itu Jadi Kota Hantu Kini

Femi Diah - detikTravel
Minggu, 19 Sep 2021 06:11 WIB
Taliban fighters walk past ammunition along a road in Malaspa area, Bazark district, Panjshir Province on September 15, 2021, days after the hardline Islamist group announced the capture of the last province resisting to their rule. - Under late Afghan commander Ahmad Shah Massoud, the Panjshir fighters earned a legendary reputation for resistance, defending their mountain homes first from the Soviet military for a decade, then throughout a civil war, then the last Taliban regime from 1996-2001. (Photo by WAKIL KOHSAR / AFP)
Suasana terkini lembah Panjshir (AFP/WAKIL KOHSAR)

Beberapa toko atau kios, terutama toko roti, masih buka tetapi pasar, yang biasanya ramai dengan pedagang dan pelanggan, kosong.

"Tidak ada yang tersisa, kecuali orang tua dan orang miskin yang tidak mampu untuk pergi," kata Abdul Wajid, 30.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Satu-satunya kelompok yang sibuk saat ini adalah Taliban yang bersenjata lengkap. Mereka wira-wiri di jalan atau berpatroli dengan truk terbuka hasil rampasan.

Taliban fighters walk past ammunition along a road in Malaspa area, Bazark district, Panjshir Province on September 15, 2021, days after the hardline Islamist group announced the capture of the last province resisting to their rule. - Under late Afghan commander Ahmad Shah Massoud, the Panjshir fighters earned a legendary reputation for resistance, defending their mountain homes first from the Soviet military for a decade, then throughout a civil war, then the last Taliban regime from 1996-2001. (Photo by WAKIL KOHSAR / AFP)Tentara Taliban berpatroli di jalanan di Panjshir. Foto: AFP/WAKIL KOHSAR

"Mereka menembak mati seorang sopir yang tengah berada di belakang kemudi mobilnya, dan seorang ayah yang pergi mencari makanan untuk anak-anaknya," kata seorang penatua.

ADVERTISEMENT

Warga Panjshir lainnya mengatakan mereka menyebut terjadi 19 pembunuhan warga sipil, selain dari mereka yang tewas dalam baku tembak dengan pasukan oposisi, di antara desa Khenj dan Bazarak.

"Bagaimana Anda mengharapkan kami meninggalkan keluarga kami di sini, ketika Taliban berada di ujung kebun?" kata Haji Mohammad Younus, 75, di desa Omerz yang sepi.

"Orang-orang tidak lagi merasa bebas, dan lebih memilih pergi ke Kabul," dia menambahkan.


(fem/fem)

Hide Ads