Makam Peneleh Surabaya, Ikonik dan Nggak Ada Angker-angkernya

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Makam Peneleh Surabaya, Ikonik dan Nggak Ada Angker-angkernya

Deny Prastyo Utomo - detikTravel
Minggu, 19 Sep 2021 12:10 WIB
Makam Peneleh berada di Jalan Peneleh, Kecamatan Genteng, Surabaya. Makam ini sepi pengunjung selama pandemi COVID-19.
Makam Peneleh Surabaya (Foto: Deny Prastyo Utomo/detikcom)
Surabaya -

Makam Peneleh di Kota Surabaya jadi salah destinasi wisata antimainstream di Indonesia. Sudah ada dari zaman Belanda ini jadi rujukan alternatif para wisatawan.

Makam Peneleh berada di Jalan Peneleh, Kecamatan Genteng, Surabaya. Makam ini sepi pengunjung selama pandemi COVID-19.

Makam Peneleh merupakan tempat pemakaman di era kolonial Belanda. Makam ini memiliki nisan-nisan artistik dan unik. Makam yang memiliki luas 4,5 hektare ini, sebelum pandemi COVID-19, banyak dikunjungi wisatawan domestik maupun mancanegara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain untuk berziarah dan mengenang sejarah. Makam Peneleh yang dibuka pada tahun 1857 tersebut juga menjadi spot menarik bagi para pencinta fotografi.

Saat dikunjungi detikcom, pagar Makam Peneleh tergembok rapat. Pengunjung harus izin terlebih dahulu untuk masuk. Makam Peneleh dibuka setiap hari mulai pukul 07.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB. Pengunjung wajib prokes dan jumlahnya dibatasi.

ADVERTISEMENT
Makam Peneleh berada di Jalan Peneleh, Kecamatan Genteng, Surabaya. Makam ini sepi pengunjung selama pandemi COVID-19.Makam Peneleh (Foto: Deny Prastyo Utomo/detikcom)

"Setiap hari dibuka jam kerja. Hari Minggu juga dibuka dengan wajib protokol kesehatan. Dan jumlahnya dibatasi," kata Kepala Kebersihan Makam Peneleh, Agus Wahyudi kepada detikcom, Minggu (19/9/2021).

Agus menambahkan, meski dibuka setiap hari, pengunjung tidak semuanya boleh masuk. Hanya untuk pelajar dan mahasiswa yang ingin menggali sejarah tentang Makam Peneleh. Sedangkan untuk keperluan foto prewedding masih belum diperkenankan.

"Kalau untuk anak sekolahan dibuka. Tapi untuk foto prewedding kita tunda dulu. Kalau untuk yang lain harus izin dahulu," ujar Agus.

Sebelum pandemi COVID-19, wisatawan asal Belanda sering berkunjung ke Makam Peneleh. Mereka datang setiap tahun.

"Selama pandemi nggak ada. Sebelumnya ada setiap tahun, pada Bulan Desember dan Januari. Kalau (Komunitas Suster) setiap tiga bulan selalu datang tabur bunga," ujar Agus.

Selanjutnya, jumlah makam dan pernah tak terawat >>>

Agus yang baru dinas di Makam Peneleh selama 1,5 tahun mengaku, tidak mengetahui secara pasti soal jumlah kuburan. "Menurut versi jumlahnya 11 ribu berapa gitu. Luasnya bisa dipastikan 4,5 hektare. Sesuai dengan peta pengelolaan di sini," ungkap Agus.

Sebelum menjadi bersih dan dicat putih dan diberi pagar, Makam Peneleh sempat tidak terawat.

"Ini mulai bersih ini mulai tahun 2006. Karena Bu Risma (mantan Wali Kota Surabaya) menaruh petugas outsourcing di sini. Yaitu orang empat untuk kebersihan dan orang dua untuk keamanan, shift malam," lanjut Agus.

Dengan Makam Peneleh yang menjadi lebih terjaga dan terawat dan dilengkapi penerangan, kesan angker tidak begitu terasa. Meski banyak pohon-pohon besar di dalamnya.

"Iya gitu (tidak angker lagi) soalnya banyak lampu. Ini ada lebih dari tiga puluh enam titik," ungkap Agus.

Agus tidak punya pengalaman yang menyeramkan di Makam Peneleh. Namun, ada beberapa rekan kerjanya yang mengaku pernah mengalami.

"Selama 1 tahun lima bulan di sini, kalau mau masuk sini itu nggak permisi, cengengesan, kadang kesurupan, setahu saya itu. Kalau teman-teman indigo ada yang tahu begitu (makhluk gaib) tapi kalau orang biasa nggak," pungkas Agus.



Simak Video "Video: Jejak Kolonialisme di Makam Ereveld Kembang Kuning Surabaya"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads