Kok Kura-kura Leher Ular Rote Bisa Dinyatakan Punah Sih?

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kok Kura-kura Leher Ular Rote Bisa Dinyatakan Punah Sih?

bonauli - detikTravel
Jumat, 24 Sep 2021 18:01 WIB
Garuda Boyong Kura-kura Leher Ular Rote dari Singapura
Kura-kura leher ular Rote yang dikembalikan ke NTT (dok.Garuda Indonesia)
Kupang -

Kura-kura leher ular Rote akhirnya kembali ke Indonesia. Sempat dinyatakan punah, hewan endemik ini hanya hidup di Pulau Rote.

Chelodina mccordi, itulah nama ilmiah dari kura-kura leher ular Rote. Reptilia ini termasuk dalam ordo testudines dari famili chalidae dan genus chelodina.

Habitat asli kura-kura ini adalah danau-danau di Pulau Rote, yaitu Danau Peto, Danau Enduy dan Danau Naluk di Kabupaten Rote Ndao. Saat ini habitat yang ditunjuk sebagai tempat hidup 13 ekor kura-kura ini adalah Danau Peto.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tahun 2005 spesies kura-kura leher ular ini masuk dalam catatan Apendiks II. Kemudian pada tahun 2013 dinyatakan nol kuota untuk specimen dari alam oleh penetapan perdagangan Indonesia. Bisa dibilang, spesies ini tidak lagi bisa ditemukan di Rote.

Menurut Arief Mahmud, Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam NTT, kura-kura leher ular punah di habitat aslinya karena banyak diburu. Kura-kura leher ular ini bisa sampai ke Singapura karena sebelumnya banyak ditangkap dan diperjualbelikan.

ADVERTISEMENT

"Danau Peto merupakan habitat asli kura-kura rote. Meski tidak termasuk dalam kawasan konservasi, danau itu merupakan tempat hidup dari kura-kura tersebut," ucapnya dilansir dari ANTARA.

Dirinya bahkan tak menyangka bahwa kura-kura yang sudah punah di alam aslinya ini masih tersisa di negara lain. Arief berpendapat bahwa kura-kura leher ular bisa menjadi ikon bagi kabupaten Rote Ndao dan NTT.

Menurut lembaga internasional untuk konservasi alam (International Union for Conservation of Nature/IUCN) kura-kura leher ular memiliki status critically endangered (CR) atau kritis.

Totalnya ada 26 ekor kura-kura leher ular yang tersisa di Singapura. Pelan-pelan, Indonesia membawa pulang 13 ekor kura-kura yang terdiri dari enam jantan dan tujuh betina.

Balai Besar KSDA NTT bekerja sama dengan WCS IP untuk repatriasi hewan ini. WCS IP adalah sebuah lembaga yang berdedikasi menyelamatkan kehidupan liar serta tempat-tempat liar dengan cara memahami masalah-masalah kritis, menemukan solusi berbasis ilmu pengetahuan dan mengambil tindakan konservasi yang menguntungkan alam dan manusia.

"Selama enam bulan 13 ekor kura-kura ini akan ditempatkan di sini dulu (karantina), jika sudah bisa beradaptasi maka akan langsung dilepas ke Rote Nado, tepatnya Danau Peto," tambahnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Menyantap Citarasa Kuliner Unik di Nusa Tenggara Timur"
[Gambas:Video 20detik]
(bnl/ddn)

Hide Ads