Taman Mini Indonesia Indah (TMII) sempat tutup mengikuti aturan pemerintah dan berada dalam masa 0 pengunjung. Tentu keadaan ini membuat kita bertanya-tanya
bagaimana nasib satwa-satwa yang dipelihara di TMII?
Wisata satwa di TMII terdiri dari Museum Komodo dan Taman Reptil, dan Taman Burung. Para pengelola kedua taman tersebut menyebutkan bahwa mereka sempat mengalami krisis pada masa awal pandemi, di mana seluruh sektor pariwisata harus tutup total sesuai kebijakan pemerintah.
Namun hal itu tidak membuat para burung dan reptil di taman tersebut mengalami kesengsaraan. Mereka tetap memperoleh kebutuhan mereka sepenuhnya walaupun sepi
pengunjung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita sangat menjaga kesejahteraan satwa banget ya, walaupun pandemi kita tidak boleh mengurangi porsinya satwa itu. Misalnya dalam seminggu 2 hingga 3 kali makan buah dan sayuran, kita harus penuhi itu gitu," ucap Restu, Staff Pengelola Museum Komodo Taman Reptil TMII kepada detikTravel baru-baru ini.
Restu mengatakan bahwa tahun 2020 Taman Reptil sempat mengalami krisis, namun hal itu dapat diselesaikan dengan baik atas bantuan dari para pecinta reptil di Indonesia. Biaya pakan para reptil yang mencapai angka belasan juta perbulannya dapat terpenuhi berkat charity.
![]() |
Baca juga: TMII Ramai, Anak 12 Tahun Boleh Masuk |
Untuk jumlah pengunjung, Taman Reptil ini belum pulih seperti keadaan sebelum pandemi. Pada masa normal biasanya pengunjung bisa mencapai angka 500 orang di akhir pekan, namun semenjak pandemi angka 250 saja sudah membuat para staff senang.
Restu juga mengatakan bahwa kurva angka pengunjung sempat naik di tahun 2021, lalu kembali melandai sejak diberlakukannya PPKM.
"Sebelum ada PPKM level, sudah hampir (normal) tuh, sampai buat saya mikir 'kayaknya sudah mau normal lagi nih, sudah hampir 300 (pengunjung),' eh ternyata PPKM level diberlakukan. Jadi itu sempet naik tapi turun lagi," terang Restu.
Hal serupa juga dialami oleh Taman Burung TMII. Fenomena sepi pengunjung sempat membuat para staff kewalahan, tetapi untungnya mereka sudah mempersiapkan
perhitungan dengan baik. Mereka berusaha untuk tetap menjamin kebutuhan para burung terlengkapi.
Maka saat harus tutup di masa PPKM kemarin, mereka sudah ada persiapan dan tidak lagi terjebak keadaan.
![]() |
"Memang kita sudah ada perhitungan ya, dari sebelum PPKM pun sudah ada persiapan juga. Walaupun memang sulit tetapi untuk pemberian pakan kepada burung kemudian obat-obatan dan lain-lain itu tetap stabil, maksudnya tetap cukup untuk kesejahteraan satwa di sini," jelas Laili yang merupakan staff bagian koleksi di Taman Burung TMII.
Biaya pakan burung bisa mencapai puluhan juta per bulannya, hal ini berbeda dengan para reptil yang tidak semua butuh makanan setiap hari. Saat ini juga Taman Burung melakukan perawatan khusus di masa pandemi ini, yaitu melakukan disinfaksi dan menyediakan sarung tangan demi melindungi para pengunjung.
Sempat harus tutup total dan sekarang berada di masa peralihan PPKM, para satwa di TMII jadi punya kesempatan untuk 'refreshing' dengan tidak bertemu banyak manusia. Hal ini merupakan salah satu sisi baik yang terjadi dari adanya pandemi yang melanda.
Baik Restu maupun Laili setuju bahwa kondisi satwa menjadi sangat baik saat tidak bertemu manusia, meski saat ada pengunjung pun hewan di sana juga tidak pernah merasa terancam karena terdapat jarak aman antar hewan dengan manusia.
(msl/msl)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol