Pemerintah Mesir akan memindahkan ibu kotanya. Lalu, Kota Kairo akan berfokus menjadi tempat wisata.
Dilansir CNNIndonesia, Mesir terus melakukan proyek revitalisasi untuk memulihkan kota Kairo, situs warisan dunia bersejarah berusia ribuan tahun yang identik dengan kisah Seribu Satu Malam.
Baca juga: 15 Negara yang Sudah Bisa Dikunjungi WNI |
Rencana tersebut bertujuan untuk merevitalisasi dan mempromosikan Kairo sebagai kota wisata, sementara pemerintah bersiap untuk pindah ke ibu kota baru yang futuristik di kawasan utara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini memberikan semangat baru bagi para arsitek dan pelaku restorasi bangunan bersejarah, untuk menyelamatkan gedung-gedung tua yang mereka khawatirkan akan hilang karena urusan birokrasi, korupsi pejabat dan kendala hukum.
Apartemen bertingkat rendah akan dibangun di atas tanah kosong dekat Kairo, di mana penduduk dan pertokoan akan direlokasi saat struktur bobrok yang selama ini mereka tempati dipulihkan, kata koordinator utama Mohamed Elkhatib, seperti yang dikutip dari REUTERS.
"Untuk pertama kali anggaran tidak dipermasalahkan," kata Elkhatib tanpa memberikan perkiraan dana.
"Mereka [pemerintah] memberi tahu saya bahwa anggaran apa pun untuk pembangunan kembali Historic Cairo (Kairo Bersejarah) akan disetujui," ujarnya.
Pekerja akan segera mulai memperbaiki fasad bangunan tua - termasuk yang tidak terdaftar secara resmi sebagai bangunan bersejarah - agar pemandangan Kairo nampak sama seperti ribuan tahun yang lalu.
Rencana tersebut juga melibatkan konversi beberapa wikala atau karavan kota, menjadi hotel butik, sebuah ide yang terbukti berhasil di tempat lain di Timur Tengah.
"Kami sebenarnya sudah mulai menggarap sebidang tanah. Negosiasi dengan warga telah berakhir dan kami telah mulai membangun," kata Elkhatib.
Pemerintah bermaksud untuk merenovasi sekitar 10 persen dari area tersebut dalam fase dua tahun awal, dan sedang mempelajari proposal untuk membuat satu entitas untuk Kairo yang bersejarah sekitar 30 km persegi, katanya.
Selanjutnya, Kairo yang sarat sejarah >>>
Sebagian besar pekerjaan awal akan fokus pada pemulihan distrik di sekitar tiga gerbang besar, yang dibangun oleh dinasti Fatimiyah Tunisia, yang memerintah selama dua abad setelah tentaranya menaklukkan Kairo pada 969 Masehi.
Satu gerbang, Bab al-Zuwaila, dan Jalan Habbaniya di selatannya, adalah pemandangan yang dikisahkan dalam Seribu Satu Malam.
Nuansa kota Kairo yang bersejarah serta padat dengan rumah, pertokoan, kios kerajinan, dan pasar tradisional nantinya dapat ditelusuri kembali.
"Hanya sedikit kota di dunia yang memiliki begitu banyak area bersejarah berusia kuno," kata Jeff Allen dari World Monuments Fund, yang bekerja di kompleks keagamaan Sufi abad ke-16 di selatan Bab al-Zuwaila.
Beberapa arsitek dan pelaku restorasi juga mengkhawatirkan kerumitan dan biaya pemugaran, dan kemungkinan hal itu dapat menyebabkan "Disneyfikasi".
Namun Elkhatib mengatakan karakter daerah akan tetap dipertahankan.
Alaa al-Habashi, seorang arsitek dan pemulih bangunan bersejarah yang berspesialisasi dalam arsitektur Islam dan diminta untuk membantu menyusun rencana restorasi Kairo, mengatakan pemerintah sekarang juga mempertimbangkan penduduk, kerajinan tangan, dan infrastruktur bersejarah, sehingga tak hanya fokus pada bangunan saja.
"Perubahannya dramatis. Sudah lama ditunggu-tunggu," kata Habashi.
Tetapi implementasi akan menjadi kunci.
"Saya khawatir dengan keterlambatan," katanya.
"Saya juga khawatir bahwa prinsip-prinsip di mana seluruh proyek yang telah dibentuk mungkin juga entah bagaimana dalam pelaksanaannya bisa berubah."
Pada akhirnya sebagian besar area akan diubah menjadi zona pejalan kaki.
"Tahap kedua adalah mulai berurusan dengan bangunan bersejarah, bukan yang terdaftar [resmi]. Kami akan mendokumentasikan semua bangunan ini dan memulihkan serta menggunakannya kembali," kata Elkhatib.
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum