Hari Batik Nasional, 80% UMKM Sempat Berhenti Produksi Batik saat Pandemi

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Hari Batik Nasional, 80% UMKM Sempat Berhenti Produksi Batik saat Pandemi

Putu Intan - detikTravel
Sabtu, 02 Okt 2021 13:52 WIB
Pandemi Corona berdampak ke segala sektor salah satunya ekonomi termasuk pegiat Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Foto: Mochamad Saifudin
Jakarta -

COVID-19 membuat UMKM batik terdampak. Dengan pembatasan pelaksanaan acara, permintaan batik berkurang sehingga produksi juga dikurangi bahkan sempat dihentikan.

Ketua Asosiasi Perajin dan Pengusaha Batik Indonesia (APPBI) DR. Komarudin mengatakan lebih dari 80 persen UMKM Batik Indonesia sempat berhenti berproduksi akibat pandemi COVID-19 dan sulitnya pemasaran.

"Untuk sementara waktu banyak kalangan perajin batik yang beralih profesi, bahkan ada sebagian perajin di suatu daerah yang sempat berhenti produksi," kata Komarudin melalui virtual meeting Hari Batik Nasional yang diselenggarakan Mitra Seni Indonesia (MSI), Sabtu (2/10/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan semakin menurunnya angka penularan COVID-19 dan keseriusan semua pihak menangani virus ini, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno berharap batik dapat terus dikembangkan bersama. Ini supaya nilai ekonominya juga meningkat.

Sementara itu, Sandiaga juga menyambut baik peringatan Hari Batik Nasional 2021 yang diselenggarakan MSI. Sandiaga menjelaskan Batik Indonesia telah diakui UNESCO sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Non Bendawi.

ADVERTISEMENT

Batik Indonesia terkait erat dengan banyak simbol yang bertautan erat dengan status sosial, kebudayaan, lokal, alam dan sejarah. Batik merupakan hasil kerajinan dengan nilai seni tinggi yang menjadi bagian dari budaya Indonesia sejak lama, yaitu sekitar abad ke-4, terutama di Pulau Jawa.

"Batik sendiri juga mempunyai sejarah panjang, dimana setiap corak atau motifnya mengandung filosofi atau makna yang begitu erat dengan nilai-nilai kehidupan," Sandiaga memaparkan.

Sejak ditetapkannya Batik sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO, pemerintah telah menetapkan tanggal 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional.

"Penetapan Hari Batik Nasional tersebut merupakan usaha pemerintah dalam meningkatkan martabat bangsa Indonesia dan citra positif Indonesia di Forum Internasional, serta untuk menumbuhkan kecintaan dan rasa bangga masyarakat Indonesia terhadap kebudayaan bangsanya," kata Sandiaga.

Selanjutnya: Yogyakarta sebagai Kota Batik Dunia

Sementara itu, Ketua Umum Yayasan Batik Indonesia Yanti Airlangga Hartarto, menyampaikan bahwa World Craft Council telah menetapkan Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai World Batik City.

"Kita patut bersyukur untuk pengakuan dunia Internasional terhadap warisan budaya kita, karena itu kita harus dapat menjaganya dengan melestarikan dan mengembangkannya. Dengan pengembangan batik ini, baik pengembangan bahan baku, motif, fungsi, desain dan pewarnaan alam, diharapkan dapat memenuhi selera pasar, baik pasar domestik maupun internasional," ujar Yanti Airlangga.

Lebih lanjut , Ketua Umum Mitra Seni Indonesia Sari Ramdani berharap agar Mitra Seni Indonesia sebagai perkumpulan yang peduli kepada aktivitas seni dapat mewariskan kepada generasi milenial untuk mencintai batik dan mengenakan batik dalam berbagai aktivitas.

Ditegaskan Sari Ramdani dalam masa pandemi ini kita prihatin atas berkurangnya pendapatan para perajin batik karena sulitnya pemasaran, karena itu kita wajib peduli untuk membantu menggerakan perajin dengan membeli produk mereka.

Halaman 3 dari 2


Simak Video "Video Detik-detik Batik Air Nyaris Tergelincir Saat Mendarat di Soetta"
[Gambas:Video 20detik]
(pin/pin)

Hide Ads