Orang Australia Putus Asa, Rela Sewa Jet Pribadi demi Pulang ke Rumah

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Orang Australia Putus Asa, Rela Sewa Jet Pribadi demi Pulang ke Rumah

Wahyu Setyo Widodo - detikTravel
Minggu, 10 Okt 2021 20:20 WIB
Salah Satu Jet Pribadi Yang Terparkir di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali
Foto: Ilustrasi jet pribadi (Angga Riza/detikcom)
Auckland -

Ada puluhan orang Australia yang sedang putus asa karena tidak bisa pulang kembali ke negaranya. Mereka rela menyewa jet pribadi hanya demi bisa pulang.

Wanita bernama Sharon Russell salah satunya. Dia merasakan rasa frustasi yang teramat sangat setelah 6 penerbangan yang dipesannya dibatalkan akibat ditutupnya perbatasan Australia.

Sharon yang semula hanya berniat liburan selama 2 minggu di Queenstown, Selandia Baru malah membengkak jadi 6 minggu gegara penutupan perbatasan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akhirnya, Sharon mengambil langkah 'ekstrem' dengan menyewa jet pribadi supaya bisa pulang kampung ke Australia. Dia akhirnya bisa pulang bersama dengan Russell, suaminya serta 5 orang penumpang lain.

"Saya berkata ke suami saya, 'Kita harus pergi, kita harus pergi dari sini. Ini adalah jalan satu-satunya kita bisa pulang'," kata Sharon, seperti dikutip dari Stuff NZ, Jumat (8/10/2021).

ADVERTISEMENT

Untuk menyewa satu pesawat jet pribadi butuh biaya yang tidak sedikit. Satu pesawat jet pribadi kapasitas 14 orang penumpang harga sewanya dibanderol sebesar AU$ 85.000 atau setara Rp 800-an juta.

Meski mahal, namun karena sudah putus asa, akhirnya Russell membuat postingan di group Facebook, menawarkan siapa yang mau patungan buat sewa jet pribadi pulang ke Australia.

Gayung bersambut, banyak traveler yang menyatakan tertarik. Namun begitu Russell menyebutkan harga sewa pesawat jet yang akan disewa, banyak traveler yang langsung ciut dan mengurungkan niat.

Akhirnya Russell mencari pesawat jet pribadi yang harga sewanya lebih murah, meski kapasitasnya lebih kecil. Semurah-murahnya pesawat jet pribadi, tetap saja jika ditotal dia harus merogoh kocek hingga AU$40.000 atau setara Rp 400-an juta.

Luke Hampsire, CEO perusahaan persewaan jet pribadi Airly menyebut saat ini memang waktu terbaik buat bisnis yang dijalaninya. Namun jika dipikirkan lagi, sungguh gila bagaimana pemerintah Australia mempersulit warganya sendiri buat pulang ke rumah.

"Saat ini saat yang bagus buat bisnis, tapi sungguh gila bagaimana aturan dan larangan pemerintah mencegah warganya sendiri buat pulang," pungkasnya.




(wsw/wsw)

Hide Ads