Wisatawan di Hari Kerja Minim, Ini Solusi yang Dilakukan PHRI Pangandaran

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Wisatawan di Hari Kerja Minim, Ini Solusi yang Dilakukan PHRI Pangandaran

Faizal Amiruddin - detikTravel
Senin, 11 Okt 2021 14:40 WIB
Wisatawan di Hari Kerja Minim, Ini Solusi yang Dilakukan PHRI Pangandaran
Foto: Antrean kendaraan di pintu masuk Pantai Pangandaran (Faizal Amiruddin/detikcom)
Jakarta -

Aktivitas pariwisata di Kabupaten Pangandaran mulai menggeliat kembali. Perlahan roda ekonomi masyarakat khususnya para pelaku usaha pariwisata mulai bergerak.

Namun demikian ada persoalan besar yang saat ini masih dihadapi oleh pariwisata di Pangandaran. Yaitu tingginya rasio perbandingan antara kunjungan wisata di akhir pekan dan hari kerja, atau antara weekend dan weekday.

"Yang terjadi sekarang pendapatan kami di weekend digunakan untuk menutup beban di weekday," kata Ketua PHRI Pangandaran Agus Mulyana didampingi Sekretaris Dadang, Senin (11/10/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengatakan rata-rata okupansi hotel di Pangandaran pada akhir pekan bisa mencapai 80 persen, sementara di hari kerja rata-rata okupansi hotel maksimal berada di angka 10 persen. "Perbedaannya sangat jomplang. Nah seperti hari Senin ini, tingkat kunjungan langsung drop setelah di akhir pekan ramai," kata Agus.

Agus mengatakan pihaknya berharap ada dukungan dari pemerintah, terutama pemerintah provinsi dan pusat untuk membantu promosi Pangandaran terutama untuk dijadikan tempat kegiatan atau pelaksanaan event.

ADVERTISEMENT

"Ada istilahnya optimalisasi MICE, meeting, insentive, conference dan exhibition. Nah untuk memacu MICE, kita perlu bantuan promosi dari pemerintah. Ya kalau ada event-event bisa dihelat di Pangandaran," kata Agus.

Menurut Agus fasilitas untuk event MICE di Kabupaten Pangandaran sudah sangat lengkap. Mulai dari event besar sampai sekelas acara meeting. "Fasilitas kita punya, mau acara apapun kita siap. Mungkin promosinya masih kurang," kata Agus.

Hal lain yang dimungkinkan jadi kendala, kata Agus, adalah aksesibilitas menuju Pangandaran yang dianggap terlalu jauh, dari kota-kota besar. Sehingga rencana pembangunan jalan tol dari Bandung hingga ke Cilacap, sangat dinantikan.

"Kalau jalan tol sudah jadi, pasti akan berpengaruh besar. Dari Bandung jadi cukup 3 jam. Kemudian misalnya orang Tasik atau Ciamis, ingin sekedar makan seafood bisa dengan mudah ke Pangandaran, karena pasti jarak tempuhnya lebih singkat," kata Agus.

Selanjutnya, terbatasanya wisata edukasi di Pangandaran

Lebih lanjut Agus mengatakan hal lain yang menjadi persoalan minimnya kunjungan wisata Pangandaran di hari kerja adalah, terbatasnya tujuan wisata edukasi di Pangandaran. Menurut dia aktivitas wisata edukasi berupa study tour dari sekolah-sekolah dan sejenisnya bisa mendongkrak kunjungan wisata di hari kerja.

"Wisata edukasi kita memang masih terbatas, makanya kami saat ini sedang merancang untuk menciptakan tujuan wisata edukasi," kata Agus.

PHRI Pangandaran kata Agus sudah merancang pembangunan destinasi edukasi terkait bencana alam tsunami.

"Sebenarnya kita sudah merencanakan, tapi terganjal pandemi. Jadi kita buat museum tsunami, kita buat semacam diorama atau peraga bagaimana proses terjadinya tsunami, lalu dibuat tayangan visual dokumentasi tsunami Pangandaran hingga akhirnya kita tampilkan kondisi Pangandaran terkini," kata Agus.



Simak Video "Menyantap Hidangan Enak di Cafe Hits Sambil Menikmati Pemandangan di Pangandaran"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads