Ritual Mandi Safar atau Rebo Bontong bermakna pembersihan diri atau tolak bala. Dalam istilah suku Sasak disebut Melukat.
Melukat di tengah kondisi pandemi, tidak saja bermakna membersihkan jiwa dan diri peserta ritual, namun juga bermakna membersihkan destinasi wisata di NTB dari wabah Covid-19.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Membersihkan diri juga selaras dengan semangat membangun kembali destinasi yang sehat dan aman. Setelah bersih dan aman, kawasan wisata di Lombok Utara pun siap dikunjungi wisatawan.
"Inilah saatnya. Pelaksanaan tradisi Mandi Safar, menjadi awal kebangkitan pariwisata NTB. Membangun semangat pemulihan kebangkitan pariwisata NTB," harap Yusron.
Digelarnya tradisi Rebo Bontong juga jadi pertanda, bahwa warga NTB siap menyambut event World Superbike (WSBK) yang akan digelar di Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah pada 19-21 November mendatang.
"Saya yakin tradisi Rebo Bontong menjadi magnet bagi Gili Indah. Daya tarik Gili akan menjadi perhatian penonton dan wisatawan saat WSBK dan MotoGP dihelat. Kawasan tiga Gili ini pasti dikunjungi wisatawan saat perhelatan event MotoGP dan WSBK. Pesan saya bersiaplah dan jaga Gili tetap aman dan sehat," tutup Yusron.
(wsw/rdy)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!