Museum Purbakala Patiayam, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah masih minim ruang display koleksi fosil hewan purbakala. Pemerintah daerah mengaku terkendala pembebasan lahan yang ditempati museum tersebut.
"Harapan bagaimana ada solusi antara pemerintah daerah dan pemerintah desa," kata Bupati Kudus HM Hartopo kepada wartawan ditemui di Museum Purbakala Patiayam, Desa Terban Kecamatan Jekulo, Selasa (26/10/2021).
Pantauan di lokasi museum purbakala itu kondisinya sangat sederhana. Hanya memiliki satu gedung dengan dua lantai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lantai bawah digunakan untuk display menampilkan koleksi fosil hewan purbakala yang ditemukan di kawasan Pegunungan Patiayam. Sedangkan lantai kedua digunakan tempat menyimpan ribuan fragmen fosil yang baru ditemukan.
Kondisi ruangan pun tidak begitu luas. Di sisi lain, penemuan fosil terus bertambah setiap tahunnya.
Hartopo menjelaskan selama ini pemda menyewa tanah kepada pemerintah desa. Hal tersebut pun menyebabkan Pemkab Kudus tidak bisa leluasa mengembangkan Museum Purbakala Patiayam.
"Harapan kepada desa kalau menghibahkan tanah langsung kita bangun. Jadi lebih leluasa. Harapan sekarang dari kepengen untuk mengembangkan ini (Museum Purbakala Patiayam Kudus). Karena masyarakat tanah desa, kalau sudah dihibahkan banyak anggaran untuk dibangun, dana cukai pun bisa. Dengan kondisi tanah sewa kita bangunnya APBD, sedangkan APBD saat ini sedang tidak ada," ungkap Hartopo.
Kesempatan yang sama, Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kudus, Mutrikah mengaku belum bisa mengembangkan Museum Purbakala Patiayam karena terkenda pandemi Corona dan pembebasan tanah milik pemerintah desa.
"Memang dari sisi perluasan kami belum bisa karena mengingat masa pandemi belum mungkin pembangunan dan tanah di sini masih sewa," ungkap Tika sapaannya kepada wartawan di lokasi siang ini.
Tika menjelaskan meski sarana dan prasarana fragmen fosil yang baru ditemukan disimpan secara baik. Dia mengaku setiap tahunnya selalu diusulkan untuk pembangunan museum, namun hingga kini belum bisa terealisasi. Meski demikian pihaknya memanfaatkan museum tersebut secara maksimal.
"Setiap tahun tetap kita tata, kita usulkan ya. Mulai dari tahun 2017, 2018, 2019 kita usulkan. Namun karena keuangan ada pemda apalagi ada pandemi maka itu lepas terus," jelasnya.
"Kegiatan konservasi koleksi ini kita simpan dengan baik. Sehingga akan digunakan untuk kegiatan bisa dimanfaatkan adik-adik atau mahasiswa," sambung Tika.
Dia menambahkan, ada sebanyak 8 ribu sampai 10 ribu fragmen fosil hewan purbakala yang disimpan di Museum Patiayam Kudus. Ribuan fragmen itu terdiri dari hewan purba, baik darat dan laut.
"Ini sekitar 8-10 ribu fragmen, spesies ada 17 jenis ya, yang darat ada gajah, rusa, kijang. Sedangkan hewan laut kerang, kuda nil dan sebagainya. Usianya diperkirakan 2 ribu juta tahun yang lalu," terang Tika.
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!