Taman Nasional Komodo dilalap si jago merah. Kebakaran terjadi di Loh Serai SPTM Wilayah I Balai Taman Nasional Komodo.
Dari siaran pers yang disampaikan Direktur Utama Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOPLBF) Shana Fatina, informasi mengenai kebakaran pertama kali dilaporkan pada pukul 15.25 WITa, Selasa (2/11) oleh Rijal Mewar (Kepala Resort Gili Lawa) kepada Kepala Balai Taman Nasional Komodo.
Tim patroli Resort Gili Lawa semula melihat adanya kepulan asap di bagian barat Pulau Rinca dan bergegas menuju lokasi untuk melakukan investigasi pada pukul 16.05 WITa. Rijal dan tim kemudian melakukan pemeriksaan lokasi kejadian untuk memastikan tingkat keparahan kebakaran savana di Loh Serai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kebakaran Diduga Karena Cuaca Panas
Tim mengatakan belum menemukan adanya tanda-tanda kebakaran yang disebabkan oleh manusia. Penyebab kemunculan api masih dalam penyelidikan, namun kuat dugaan disebabkan karena cuaca yang sangat kering dan panas.
Area kebakaran kian meluas dengan kuatnya angin pada lembah tersebut. Fokus jagawana saat ini adalah berusaha memadamkan api dan mencegah meluasnya wilayah area yang terbakar. Rijal dan tim segera mengoordinasikan upaya pemadaman kebakaran hutan dengan satuan polisi kehutanan dan petugas pengamanan hutan Balai Taman Nasional Komodo di Labuan Bajo.
Balai Taman Nasional Komodo segera menerjunkan tim pemadam kebakaran kloter pertama dengan jumlah anggota 32 orang jagawana Balai Taman Nasional Komodo sera 11 orang masyarakat yang tergabung dalam Kelompok Masyarakat Peduli Api (MPA) dan Masyarakat Mitra Polhut (MMP) Desa Pasir Panjang.
Tim kloter pertama tiba di lokasi dan berusaha memadamkan kebakaran pada pukul 18.37 WITa. Tim kemudian terbagi ke dalam kelompok-kelompok kecil untuk meningkatkan efektivitas pemadaman api dari arah yang berbeda.
Kelompok 1 dipimpin oleh Rijal Mewar yang bertanggung jawab menyisir wilayah terbakar pada arah utara, sementara kelompok 2 yang dipimpin oleh Muhammad Fajrin dan Rusdin bertanggung jawab memadamkan api dari arah selatan.
Api di kedua arah masih belum bisa dipadamkan sampai dengan pukul 20.30 WITa oleh karena kuatnya angin di area puncak bukit Loh Serai. Jagawana Balai Taman Nasional Komodo kloter kedua dengan 7 orang tambahan tiba di lokasi pada pukul 20.47 WITa dan langsung bergabung untuk memadamkan api di arah utara dan selatan Loh Serai.
Rijal bersama anggota kelompok 1 berusaha memadamkan api di bagian utara Loh Serai selama kurang lebih 6 jam pemadaman. Api di bagian utara akhirnya berhasil padam sepenuhnya pada pukul 00.15 WITa.
Sebagian anggota kelompok 1 kemudian melanjutkan upaya pemadaman kebakaran ke arah timur Loh Serai sekaligus memantau perkembangan titik api di bagian utara pada pukul 02.20 WITa.
Kelompok 1 kemudian bergerak menuju arah timur Loh Serai untuk menyokong kelompok 2 yang sedang bekerja keras memadamkan titik api pada wilayah tersebut sebelumnya. Kelompok 2 sempat mengalami keterbatasan logistik dan kembali turun ke wilayah pesisir untuk mengisi ulang amunisi dan persediaan.
Kronologi kebakaran Pulau Rinca selanjutnya
A Junaidi T Kleden kemudian memimpin kelompok 2 untuk melakukan pemadaman ke arah bagian selatan sampai dengan timur Loh Serai. Kelompok 2 akhirnya berhasil memadamkan beberapa titik api di bagian timur sekitar pukul 05.30 WITA dan menerima bantuan tenaga tambahan dari kelompok 1 yang tiba tidak lama sebelumnya.
Berdasarkan penuturan dari Rijal bahwa kebakaran savana di Loh Serai hampir sepenuhnya berhasil dipadamkan pada pukul 07:15 WITA, namun tim masih mendeteksi adanya titik-titik api pada Loh Serai bagian barat.
Mempertimbangkan dinamika situasi dan kondisi kebakaran savana, seluruh tim masih siaga memantau perkembangan kejadian dan beristirahat sejenak di Resort Padar Utara. Tim jagawana Balai Taman Nasional Komodo kloter ketiga yang dipimpin oleh Julizar Riduan (Plt. Kepala SPTN Wilayah I) dan Gatot Kuncoro Edi (Kepala SPTN Wilayah II) segera berangkat menyusul dari Labuan Bajo untuk mengantarkan logistik tambahan pada tanggal 3 November 2021 pukul 08.00 WITa.
Tim masih terus mengkaji penyebab kebakaran savana di Loh Serai dan akan memperkirakan luas wilayah terbakar menggunakan bantuan unmanned aerial vehicle (UAV) serta digitalisasi peta untuk memperoleh data yang lebih akurat. Ekosistem savana merupakan salah satu ekosistem yang sangat rentan terhadap bencana kebakaran hutan.
Kebakaran hutan dapat diartikan sebagai dua sisi koin berbeda di mana kebakaran yang tidak terkendali dapat mengganggu kelestarian lingkungan, sementara kebakaran terkendali justru akan mempercepat proses suksesi alami vegetasi tumbuhan bawah pada ekosistem savana yang akan membuat lahan kian subur.
Tugas terpenting para jagawana Balai Taman Nasional Komodo adalah memastikan agar kebakaran tidak mencapai ekosistem hutan gugur terbuka karena memerlukan waktu regenerasi hutan yang lebih lama dan berdampak besar pada keberlangsungan hidup satwa liar.
(bnl/ddn)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan