Jemaah dari Indonesia telah merindukan tanah suci untuk kembali beribadah di depan Kakbah. Namun hingga kini belum ada pernyataan resmi dari Arab Saudi tentang pencabutan larangan bagi kedatangan jemaah Indonesia.
Beberapa waktu lalu, Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi mengungkapkan adanya lampu hijau bagi jemaah umroh Indonesia. Menurut Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh, Hilman Latief, Indonesia masih menunggu pernyataan resmi dari Arab Saudi.
"Kita ini berada dalam posisi menunggu resmi, official bahwa suspend-nya dicabut kita bisa pergi," kata Hilman.
Sementara, sebetulnya, Saudi juga merindukan kedatangan jemaah dari Indonesia. Diketahui bahwa jemaah umroh dari Indonesia di waktu normal bisa mencapai satu juta orang.
"Saudi juga sama ya butuh Indonesia, satu juta jamaah umroh siapa yang nggak tergiur," tambah Hilman.
Saudi juga merasakan keterpurukan akibat pandemi. Ketidakhadiran jemaah seperti di situasi normal membuat fasilitas seperti hotel dan restoran akhirnya ditutup.
"Pemerintah sana juga sama, gitu ya hotel-hotel mulai tutup hotel dijual ganti pemilik ganti nama restoran tutup semuanya pegawai juga, ekspatriat atau pegawai-pegawai dipulangkan karena mereka tidak bekerja, ekonomi juga tidak lagi vibrant ya tidak lagi dinamis, sama," tambahnya.
Meski saling merindukan, namun tetaplah keamanan yang menjadi acuan pertama. Saudi pun berhati-hati dalam membuka pintunya untuk jemaah yang akan datang.
"Ada friendship yang kita bangun persahabatan yang telah kita jalanin tapi kita juga melihat ada yang disebut dengan safety ya, keamanan, Saudi juga kan dulu parah dan saya tadi malam ada seminar, sering terjadi pandemi, berkali-kali diterima pandemi virus dari tahun 1900-an kita sudah banyak orang datang dari berbagai negara," kata Hilman.
"Mereka ingin juga rakyatnya terlindungi ya kita tidak melihat kita doang kalau berkunjung ya, lihat juga ke orang lain. Nah inilah ujian ibadah akan ke sana ya ujian ibadah bagi jamaah umroh juga ujian bagi calon jamaah haji," tambah Hilman.
(elk/ddn)